JAKARTA (Suara Karya): Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) menggelar ABK Confectionary Champinship 2021 atau kompetisi bidang tata boga bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Kompetisi yang digelar di Bandung pada 23-26 November 2021 itu, diikuti 12 siswa berkebutuhan khusus dari berbagai daerah di Indonesia.
Kedua belas siswa peserta lomba adalah
Siti Agung Gumelar dari SLBN Pangeran Cakrabuana, Jawa Barat; Alfi Dyah Pangesti dari SLB N 1 Kulon Progo, Yogyakarta; David Kenanya Worang dari SLBB Damai GMIM Tomohon Sulawesi Utara; Aditya Febrian dari SLBN 01 Jakarta; dan Salsabila Nur Ama dari SLB-C Negeri Pembina Kalimantan Selatan.
Selain itu, masih ada Iqbal Noor Faisa Hafidz dari SLB Negeri Semarang, Jawa Tengah; Qeisha Fatimatuzzahra dari SLB Negeri 2 Martapura Kalimantan Selatan; Zahra Qoulan Syadida dari SLB Negeri Pembina Palembang Sumatera Selatan; dan Wildan Setiadi dari SLB Negeri 4 Jakarta.
Peserta lainnya adalah Piter Leonel Masy dari SLBS PGRI Dlanggu Jawa Timur; Yusvi Adik Isna Priyadi dari SLB Negeri 1 Bantun Yogyakarta; dan I Ketut Anom Juliana dari SLB Negeri 1 Badung Bali.
Materi yang dikompetisikan adalah pembuatan Batik Roll Kukus untuk 5 peserta dan kue kering 2 macam untuk 7 peserta. Sebelum kompetisi, seluruh peserta mendapat pelatihan dekorasi boks kue untuk meningkatkan daya jual dan estetika kemasan.
Peserta juga dapat materi dan berbagai wawasan seperti kiat mengemas atau packaging, menghitung bersama harga jual produk, dan sharing dengan koki tentang pengalaman mengikuti lomba di Indonesia dan luar negeri hingga bisa diterima di dunia industri pastry.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Puspresnas, Asep Sukmayadi, mengatakan ajang ini merupakan pengembangan prestasi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) bertalenta juara dan finalis Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) PDBK tahun 2021 dan 2022.
“Kemdikbudristek akan terus melakukan pengembangan kompetensi peserta didik dalam berbagai bidang, termasuk pada anak berkebutuhan khusus,” ujar Asep dalam siaran pers, Jumat (26/11/21).
Selain kompetensi, lanjut Asep, pengembangan talenta PDBK dapat menanamkan rasa percaya diri dan optimis kepada peserta didik. Meski mereka memiliki keterbatasan, sejatinya mereka punya peluang yang sama dibandingkan siswa lain.
“Apalagi jika anak berkebutuhan khusus itu diberi banyak pelatihan. Mereka akan memiliki peluang yang sama seperti anak normal lainnya,” ucap Asep.
Ia berharap, materi pelatihan dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam pastry dan bakery. Para pemenang akan diikutsertakan dalam kompetisi tata boga tingkat internasional tahun depan.
“Seluruh peserta ABK Confectionary Championship 2021 akan dapat sertifikat dari IPA, asosiasi yang menaungi berbagai praktisi pastry dan bakery di seluruh Indonesia,” katanya.
Sertifikat keterampilan tata boga itu akan menjadi portofolio bagi peserta untuk menjadi profesional di dunia industri pastry. (Tri Wahyuni)