Suara Karya

128 Perguruan Tinggi Dukung Program PMM Angkatan 4

JAKARTA (Suara Karya): Sebanyak 128 perguruan tinggi mendukung Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan. Dukungan tersebut dituangkan dalam penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Program PMM 4 di Gedung Kemdikbudristek Jakarta, Kamis (18/1/24).

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati memberi apresiasi atas capaian program yang tahun ini memasuki angkatan ke-4. Perjuangan dari angkatan 1 hingga 3 sangatlah keras untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya belajar di luar kampus.

“Terima kasih kepada Tim Kemdikbudristek, Tim Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM), Tim Pelaksana Program PMM, dan jajaran pimpinan perguruan tinggi yang bersedia menjadi perguruan tinggi penerima,” kata Kiki Yuliati.

Ia juga menekankan pentingnya Program PMM untuk meningkatkan kemampuan berkolaborasi dan menghargai keberagaman di perguruan tinggi. “Mereka yang mampu berkolaborasi dan bekerja sama, akan mampu pula menghargai keberagaman,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek), Kemdikbudristek, Sri Suning Kusumawardani mengatakan, semangat yang disebarkan dalam Program PMM akan memacu mahasiswa untuk mengukir cerita dan mengulik keunikan atas keberagaman budaya di Indonesia.

“Semboyan ‘Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya’ dari Program PMM akan memacu semangat mahasiswa untuk menorehkan berbagai cerita baik tentang keunikan proses pertukaran budaya serta diseminasi nilai-nilai toleransi yang dipelajari dan dimaknai selama program,” kata Suning.

Ia mengajak seluruh pimpinan dan koordinator perguruan tinggi untuk menguatkan komunikasi guna meraih kesuksesan atas pelaksanaan program PMM.

“Kunci kesuksesan Program PMM adalah komunikasi yang kuat, erat, dan didasarkan atas asas cita-cita luhur untuk menghadirkan pendidikan berkualitas bagi para calon pemimpin bangsa,” ucapnya.

Kepala Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Kampus Mengajar, Asri Aldila Putri dalam laporannya menyampaikan, capaian pelaksanaan Program PMM Angkatan 3. Katanya, Program PMM relevan terhadap peningkatan pengalaman keberagaman di Indonesia.

“Dosen Modul Nusantara terbukti membantu mahasiswa dalam peningkatan pemahaman atas isu kebhinekaan, wawasan kebangsaan, dan rasa cinta kepada Tanah Air,” ungkapnya.

Ia berharap, penandatanganan PKS Program PMM 4 dapat menguatkan kolaborasi untuk mendukung kelancaran administrasi pelaksanaan program.

“Program PMM 4 sedikit berbeda dengan angkatan sebelumnya yang dilaksanakan di semester ganjil. Program PMM 4 kini dilaksanakan pada semester genap,” katanya.

Pada Program PMM 4, tercatat ada 16.250 mahasiswa dinyatakan lolos seleksi dan siap mengikuti kegiatan perkuliahan dan Modul Nusantara di 128 Perguruan Tinggi Penerima yang tersebar di 29 Provinsi di Indonesia.

Ia juga mengajak seluruh pihak untuk melakukan mitigasi pencegahan 3 dosa besar di dunia pendidikan, baik secara institusional maupun individual melalui tata kelola program yang baik. Penguatan tata kelola dapat dilakukan, antara lain lewat penguatan budaya, komunitas, pendidik yang fokus pada upaya pencegahan dibanding penanganannya.

Koordinator Perguruan Tinggi Penerima dari Universitas Padjajaran (Unpad), Erli Sarilita mengutarakan testimoni terkait pelaksanaan PMM.

“Unpad bangga bisa menjadi tuan rumah bagi lebih dari seribu mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia melalui Program PMM dalam 2 tahun berturut-turut,” katanya.

Ditambahkan, keberhasilan itu tak hanya mencerminkan komitmen kami terhadap pendidikan inklusif dan keberagaman, tetapi juga menjadi langkah strategis menuju pencapaian status universitas kelas dunia.

Program PMM menguatkan Unpad dalam pengalaman akademik dan memperluas wawasan mahasiswa. Membekali mahasiswa untuk berkompetisi dan berkontribusi di kancah global, namun tetap mengakar kuat dalam memajukan Indonesia.

Hal senada dikemukakan Koordinator dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Supriyanto. Katanya, pelaksanaan Program PMM sesuai dengan ekspektasi, banyak testimoni positif yang disampaikan mahasiswa PMM yang belajar di Unesa terkait keberagaman, yang diharapkan memperkuat pemahaman lintas budaya.

Ia juga menceritakan kampus tengah mempersiapkan Program PMM yang bertukar sementara di kampus lain dengan proaktif menyelenggarakan pembekalan internal oleh alumni PMM angkatan sebelumnya.

Supriyanto berpesan kepada perguruan tinggi lain yang belum mengikuti program ini untuk segera bersiap dan mengikuti proses seleksi sebagai PT Penerima. Kesempatan menjadi bagian daalam Program PMM merupakan suatu kebanggaan karena bisa belajar banyak hal, mendapat berbagai informasi, peningkatan kualitas layanan, dan berbagi pengalaman ragam budaya dari mahasiswa yang bertukar sementara. (Tri Wahyuni)

Related posts