
JAKARTA (Suara Karya): Ketua Dewan Pakar Partai Golkar HR Agung Laksono, menegaskan kader dan simpatisan Partai Golkar menjaga kekompakan dan tidak ikut-ikutan terbawa arus mengobok-obok partai, apalagi yang dilancarkan pihak luar.
“Maksud saya kita menjaga kekompakan, persatuan dan kesatuan. Kalau ada masalah seyogyanya bisa diselesaikan oleh kita sendiri,” tegas Agung Laksono seusai memberikan sambutan pada acara Wisuda Sarjana Ke-5 IBI Kosgoro 1957 di Balai Sudirman, Jakarta, Sabtu (21/9/2019).
Agung Laksono menyampaikan pernyataan itu terkait munculnya ‘MKGR Perjuangan’ dalam situasi internal Partai Golkar yang suhunya memanas jelang Munas Partai Golkar pada Oktober mendatang. Ormas Partai Golkar seperti Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) diminta dapat menyelesaikan persoalan yanga terjadi jangan malah berpecah belah dan mudah diadu domba oleh pihak luar yang mempunyai kepentingan dan desaign masa depan sendiri.
“Kalau saya menyampaikan itu kemarin, karena bentuk solidaritas ormas pendiri Partai Golkar. Kalau ada yang terganggu, ada yang mengganggu kami wajib memperhatikan dan diperhatikan, dan mendoakan agar cepat selesai masalahnya,” tandas Agung.
Juga, “kita mau munas jangan di antara kita malahan mengobok-obok masalah kita sendiri, apalagi dari pihak luar,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pakar Golkar itu menyayangkan apabila harus ada MKGR ‘Perjuangan’. Jangan sampai, hanya karena pertarungan Munas Golkar, perpecahan kembali terjadi.
“Saya prihatin kalau sampai ada gejala perpecahan itu. Saya harapkan masalah MKGR ini segera selesai dan jangan sampai berlarut-larut,” kata Agung.
Terkait pesaingan antara dua kubu, Airlangga Hartarto dengan Bambang Soesatyo untuk memperebutkan Kursi-1 Partai Golkar, Agung meminta agar di tubuh partai beringin ini terjadi kompetisi yang sehat dan jangan saling memaksakan kehendak.
“Antara dua kubu ini, ya berkompetisi secara sehat saja pada munas. Jadi, ada Airlangga ada Pak Bambang (Soesatyo) ya, bermain secara sehat saja. Monggo, silahkan dan jangan memaksa-maksa. Munas itu bulan Desember, ya ikuti saja ga usah dipaksa-paksakan,” pintanya.
Namun melihat kondisi kedua kubu, menurut Agung Airlangga Hartarto diatas angin mendapat dukungan dari hampir semua daerah.
“Di antara keduanya kalau dilihat mana yang lebih kuat, saya lihat sebagai petahana tentu lebih mudah berkoordinasi dengan daerah-daerah dan kenyataannya hampir 90 persen dukungan dari daerah-daerah (ke petahana),” ujar Agung. (Indra)