CIREBON (Suara Karya): Dua anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin, HR Agung Laksono dan Sidarto Danusubroto, melakukan kunjungan kerja ke Cirebon, Jawa Barat, Rabu (21/11/2018).
Mereka meninjau galangan kapal PT. Dok Bahari Nusantara. Turut serta dalam peninjauan itu, Ketua Umum Relawan Jokowi (Rejo) Darmizal.
Galangan kapal itu, saat ini sedang menyelesaikan pembuatan kapal ferry berkapasitas 600 dwt, yang akan dioperasikan di perairan Teluk Tomini, melayari jalur Parigi-Moutong.
Galangan ini membuat kapal-kapal untuk mendukung program Tol Laut. Kapal-kapal yang siap dioperasikan dalam jalur pelayaran perintis untuk menjadi feeder jalur tol laut.
Dalam kunjungan itu, Agung Laksono yang juga Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar memberikan apresiasi yang tinggi kepada tenaga-tenaga muda yang terlibat dalam produksi kapal itu. Sedangkan Sidarto Danusubroto yang anggota Dewan Pertimbangan Presiden memastikan mendukung kiprah orang-orang muda yang ambil peranan nyata dalam pembangunan bangsa.

Galangan PT. Dok Bahari Nusantara juga telah menyelesaikan pembuatan kapal ferry “Ihan Batak” yang akan dioperasikan di perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Kapal ferry telah dujioperasikan di Danau Toba itu, pada pertengan Desember mendatang akan diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo.
Maulid Nabi
Seusai peninjauan galangan kapal, pada malam harinya, Agung Laksono dan Sidarto Danusubroto menjadi tamu kehormatan Sultan Sepuh XIV, Pangeran Radja Adipati (PRA) Arief Nata Diningrat, di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Mereka menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam tradisi Keraton Kasepuhan Cirebon, peringatan itu ditandai dengan prosesi pawai alegoris ‘Panjang Jimat’.
Prosesi itu berupa arak-arakan dari Bangsal Keraton Kasepuhan menuju ke Langgar Agung Keraton Kasepuhan. Arak-arakan dengan mengusung benda-benda yang secara simbolik melambangkan peristiwa kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.

Prosesi yang.didahului dengan arak-arakan membawa lilin, misalnya, melambangkan bahwa kelahiran Nabi terjadi pada malam hari.
Mengenai Panjang Jimat, menurut Sultan Sepuh, disebut Panjang karena peristiwa itu diperingati terus menerus. Sedangkan Jimat, artinya siji yang dipelihara menjadi pegangan terus menerus. Yaitu, Dua Kalimat Syahadat.
Sultan Sepuh mengingatkan, salah satu yang dapat dipetik dari peringatan ini, terutama relevansinya di tahun politik saat ini adalah bagaimana kita makin meneladani Nabi Muhamad.
Teladan itu adalah, para politisi harus meneladani Nabi Muhamad yang lisan atau tutur katanya, sangat lembut dan santun.
Dia mengingatkan, para politisi perlu menjaga lisannya, agar pemilu berlangsung kondusif, aman, lancar, dan damai. Pemilu menjadi berkualitas dan bermartabat. (Bobby MZ)