Antisipasi Ledakan Covid-19, BPOM Siagakan Laboratorium Balai Besar di Daerah

0
Kepala Badan POM, Penny K Lukito. (suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyiagakan laboratorium milik Balai Besar POM yang tersebar di 21 daerah, untuk pengujian spesimen, jika terjadi lonjakan kasus corona virus disease (covid-19).

Hal itu disampaikan Kepala Badan POM, Penny K Lukito saat bertemu Ketua Gugus Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Selasa (19/5/20).

Penny menjelaskan, dukungan diberikan dalam laboratorium dan instrumen RT-PCR, sumber daya manusia (SDM) penguji serta tindakan pengujian hasil ekstraksi spesimennya. Hal itu sangat dibutuhkan jika kasus covid-19 terjadi peningkatan yang signifikan di berbagai daerah.

“Percepatan pengujian spesimen juga akan dilakukan di Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) yang memiliki laboratorium dan fasilitas pengujian yang lengkap,” tuturnya.

“Pengerahan beragam sumber daya baik di pusat maupun daerah, diharapkan membantu penanganan pandemi covid-19 menjadi lebih seoptimal,” kata Penny menegaskan.

Dalam rapat terbatas Satgas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Presiden Joko Widodo minta agar pengujian sampel tes Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dipercepat pelaksanaannya. Karena disadari kecepatan dan ketepatan dalam pengujian spesimen merupakan kunci dari upaya penanganan covid-19.

Disebutkan, Badan POM saat ini tengah menyiapkan 5 laboratoriumnya yang akan digunakan untuk pengujian spesimen covid-19. Laboratorium milik PPOMN memiliki kapasitas pengujian hingga 300 sampel per hari, laboratorium Balai POM di Gorontalo mampu 200 sampel, Balai Besar POM di Makassar 150 sampel, Balai Besar POM di Jayapura 90 sampel dan Balai POM di Ambon 180 sampel per hari.

Ditambahkan, empat laboratorium Badan POM sejak 18 Mei 2020 telah melakukan pengujian spesimen covid-19. Misalkan, laboratorium PPPOMN yang menguji 868 spesimen dari RS Darurat Wisma Atlet dan Asrama Haji. Sementara Balai POM di Gorontalo menguji 730 spesimen hasil kerja sama Pemprov Gorontalo.

“Di Laboratorium Balai Besar POM di Jayapura dan Balai POM di Ambon masing-masing menguji 41 dan 153 spesimen covid-19,” ujarnya.

Dalam waktu dekat, laboratorium PCR milik Balai Besar POM di Makassar siap melakukan pengujian spesimen covid-19. Saat ini pihaknya sedang menunggu koordinasi penerimaan spesimen yang akan diujikan.

“Selain itu, 16 Balai Besar/Balai POM yang memiliki RT-PCR juga dalam proses meminjamkan peralatan pengujian RT-PCR dan pendukungnya,” ucapnya.

Ke-16 provinsi itu adalah Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Lampung, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat.

“Komitmen Badan POM dalam mendukung percepatan penanganan covid-19, kami lakukan dengan cara merenovasi dan meningkatkan kapasitas laboratorium menjadi Laboratorium 3 PPPOMN yang memenuhi kriteria dan fasilitas Biosafety Level 2 (BSL-2) plus, yang sesuai untuk pengujian sampel covid-19,” katanya.

Selain pengujian sampel covid-19, lanjut Penny, laboratorium 3 PPPOMN akan dimanfaatkan untuk pengujian produk berisiko tinggi seperti obat dan produk biologi yang bersifat karsinogenik/mutagenik/teratogenik yang memerlukan fasilitas khusus termasuk pengujian dalam rangka bioterorisme.

“Kami rencananya akan meresmikan Gedung Laboratorium 3 PPPOMN sebagai fasilitas khusus untuk pengujian sampel covid-19 serta produk berisiko lainnya pada 20 Mei,” ujarnya.

Sebelumnya, Badan POM bersama para ahli yang terdiri dari klinisi, farmakolog, dan akademis merilis Informatorium Obat covid-19 untuk digunakan sebagai acuan tenaga kesehatan di seluruh RS Rujukan covid-19 di Indonesia dalam tata laksana pengobatan covid-19.

Informatorium disusun berdasarkan tata laksana/manajemen terapi yang dipublikasikan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) serta mengacu pada pengalaman negara lain seperti China, Jepang, Amerika dan Singapura. Selain beberapa pedoman global yang disarankan badan kesehatan dunia WHO dan publikasi ilmiah lainnya.

Badan POM juga merilis Pedoman Produksi dan Distribusi Pangan Olahan pada Masa Status Darurat Kesehatan Covid-19 di Indonesia. Pedoman itu berisi segala aspek upaya pencegahan penyebaran covid-19 di sarana produksi dan distribusi pangan olahan yang mencakup sanitasi, higiene dan kesehatan personel, pembatasan jarak fisik yang sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan Pemerintah.

Badan POM juga telah merilis 10 buku informasi bidang obat tradisional dan suplemen kesehatan menghadapi covid-19, antara lain Buku Pedoman Penggunaan Herbal dan Suplemen Kesehatan Menghadapi Covid-19 di Indonesia, Buku Informatorium Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Masa Pandemi Covid-19, Buku Saku Obat Tradisional untuk Daya Tahan Tubuh, Buku Saku Suplemen Kesehatan untuk Memelihara Daya tahan Tubuh. (Tri Wahyuni)