
JAKARTA (Suara Karya): Aruna Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membahas perkembangan ‘blue economy’ demi keberlanjutan ekosistem kelautan.
Keberlanjutan itu penting, karena potensi kelautan tak hanya dilihat sebagai sumber komoditas ekonomi, tetapi juga pada kelestarian lingkungan hidup di ekosistem bahari.
Hal itu dikemukakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Jabar Harmoni Podcast episode ke 2 yang digelar Ikatan Alumni ITB Jawa Barat, di Jakarta, Jumat (13/5/22).
Podcast bertema ‘Mas Treng, Jalesveva Jayamahe?’ itu juga menghadirkan narasumber lain yaitu Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Aruna Indonesia, Farid Naufal Aslam.
Dialog mengulas tentang konsep ‘blue economy’ atau ekonomi biru, wisata bahari dan kedaulatan maritim Indonesia. Ekonomi biru saat ini menjadi fokus kebijakan KKP, yang menekankan keseimbangan dua aspek pada ekosistem kelautan, yaitu ekologi dan ekonomi.
“Ekonomi biru mampu membuka peluang investasi dan lapangan kerja, yang akan mendongkrak perekonomian nasional. KKP memiliki 3 fokus program 2021-2024 yakni penangkapan terukur, budidaya yang berorientasi ekspor dan kampung bahari berbasis kearifan lokal,” ujar Sakti Wahyu Trenggono.
Pada kesempatan ini, CEO Aruna Indonesia, Farid Naufal Aslam menyampaikan komitmen untuk menjadikan laut sebagai mata pencaharian yang lebih baik bagi semua orang, khususnya nelayan dan masyarakat pesisir.
“Lewat teknologi yang dikembangkan Aruna, kami bantu proses bisnis menjadi lebih efisien. Karena mata rantai pasokan diringkas, namun transaksi harian dicatat secara detail melalui optimalisasi data serta implementasi AI di masa depan untuk penangkapan ikan berkelanjutan,” ujar Farid Naufal.
Ditambahkan, Aruna melihat potensi maritim Indonesia yang sangat besar. Mengingat Indonesia saat ini menjadi negara terbesar ke-2 sebagai penghasil ikan di dunia.
“Potensi itu harus dipertahankan. Karena itulah Aruna hadir dan berkomitmen untuk membantu para nelayan serta masyarakat pesisir menjadi lebih sejahtera,” ucap Farid Naufal menegaskan.
Aruna juga memiliki harapan dalam 5-10 tahun kedepan akan menjadi perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan. Selain mengejar pertumbuhan lebih dari 5 kali, dengan hanya memenuhi pesanan dari pelanggan yang ada.
“Kami melihat banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir, khususnya nelayan Indonesia,” kata Farid Naufal.
Ditambahkan, Aruna sangat mengedepankan proses bisnis yang berkelanjutan dengan terus mengedukasi nelayan untuk melindungi ekosistem pesisir, dengan cara penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan serta mencegah penangkapan ikan yang berlebihan. (Tri Wahyuni)