JAKARTA (Suara Karya): Indonesia kembali menyelenggarakan Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) kedua selama 12-14 Maret 2020 di Jakarta dan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo.
Forum ini bertujuan untuk membangun solusi, sinergi dan kolaborasi para pelaku usaha sektor pertanian. Langkah itu juga sebagai upaya membangun kemandirian pertanian dan ketananan pangan pertanian di kawasan Asia.
“Peran dan posisi Asia dalam produksi pertanian global sangat besar. Kolaborasi akan membangun ketahanan pangan negara-negara Asia dan menjamin ketersediaan pangan dunia,” kata Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko dalam keterangan pers mengenai penyelenggaraan Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2020 di Jakarta, Kamis (9/1/20)
Ketua Umum HKTI yang menginisiasi terselenggaranya ASAFF menjelaskan, Indonesia menginisiasi kolaborasi antar negara dan antar pebisnis di kawasan Asia untuk membangun kemandirian pertanian dan ketahanan pangan Asia. Melalui Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2020 diharapkan sinergi dan kolaborasi tersebut dapat diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan di Asia dan menjadi penyuplai utama pangan dunia.
Moeldoko menjelaskan, forum pertanian Asia pada 2018 atau ASAFF 2018 dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara dan pamerannya dikunjungi Presiden Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC). ASAFF kedua ini diselenggarakan pada 12-14 Maret 2020 di JCC, dan diharapkan dapat dibuka oleh Presiden Joko Widodo.
Dia mengatakan, narasumber dalam ASAFF 2020 yang diundang antara lain Kementerian Pertanian dan pelaku bisnis pertanian dari China, Vietnam, Thailand, Jepang, Malaysia, dan lainnya.
“ASAFF adalah event berkala yang menjadi forum pertemuan stakeholders pertanian untuk membahas isu-isu strategis pertanian di kawasan Asia dan membangun kerjasama Government to Govverment (G2G) dan Business to Business (B2B) dalam kebijakan pertanian, budidaya pertanian, teknologi pertanian, dan bisnis sektor pertanian, dalam arti luas pertanian, perikanan, peternakan,” jelas Moeldoko yang juga Kepala Staf Presiden Republik Indonesia.
ASAFF 2020 mengusung tema, “Asian Agriculture Colaboration in Global Economic Comptetition”. Ada tiga hal strategis yang menjadi isu utama dunia saat ini dan ke depan, yaitu, pangan, air, dan energi.
“Ketiga hal tersebut akan menjadi komoditas strategis yang menggeser komoditas-komoditas yang selama ini menjadi isu dunia, seperti minyak bumi dan sumber daya alam,” tandasnya menambahkan, tentang pertumbuhan penduduk dunia yang berdampak akan meningkatkan kebutuhan pangan, air, dan energi.
Menurut Divisi Kependukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah penduduk dunia pada 2019 mencapai 7,7 milyar jiwa, tumbuh 1,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya (2018) sejumlah 7,6 milyar jiwa. Pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun 1-1,2 persen, sehingga dalam beberapa tahun ke depan penduduk dunia bakal mencapai 8 milyar jiwa dan 2030 sekitar 8,5 miliar penduduk. Pada tahun 2100 penduduk dunia akan mencapai 10,9 milyar orang.
Juga dikatakan, kawasan Asia memiliki kontribusi terbesar dalam jumlah penduduk dunia. Jumlah penduduk Asia ssebear 4,6 miliar jiwa. Sektor pertanian adalah penyumbang GDP terbesar di kawasan Asia dan menjadi bagian strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan Asia.
“Indonesia dan kawasan Asia memiliki peran strategis mengingat potensi dan sumber daya alam mendukung untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, dan energi dunia, khususnya memenuhi kemandirian di kawasan Asia. Indonesia, salah satunya, sedang mengembangkan bio-energi, antara lain mengembangkan bahan bakar bio solar B30, dimana sebanyak 30 persen dalam bahan bakar minyak tersebut bersumber dari pertanian,” papar Moeldoko.
Dalam ASAFF 2020, kata dia akan diurai permasalahan-permasalahan pangan, air dan energi khususnya terkait dengan sektor pertanian dan ketahanan pangan di kawasan Asia. “Melalui even pameran, konferensi, forum agrobisnis, diharapkan terjadi jalinan kerjasama antar negara dan antar bisnis di kawasan Asia,” ucapnya.
Ketua Panitia ASAFF 2020, Rifqinizamy Karsayuda mengungkapkan, ASAFF 2020 terdiri dari konferensi, forum bisnis, dan pemeran pertanian Asia. Selain membahas peluang kolaborasi pertanian di kawasan Asia, juga mengusung potensi generasi muda terlibat dalam sektor pertanian melalui smart farming dan digital farming.
“Diharapkan tahun ini apa yang sudah dijajaki bisa direalisasikan dalam aksi bisnis dengan kolaborasi strategis,” ucapnya.
Moeldoko disebutkan akan menjadi keynote speakers pada ASAFF 2020 bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Mereka akan mengulas “Building Synergy and Agricultural Collaboration in Asia” dan “Indonesia toward National Self-Sufficient and Producer of Agriculture in Asia”.
Sementara, narasumber lain ASAFF II 2020 akan berbicara dalam sesi “Asian Government Collaboration for Better Farmers Welfare” dan “Uniqueness of Asian Agriculture to Improve Competitiveness in Global Market” serta “Millennial Farming: Digital Technology, Agriculture Productivity, and Supply Chain Ecosystem” ASAFF 2020 diharapkan juga mampu mencetak transaksi bisnis pertanian di kawasan Asia.
Berdasarkan data ASAFF 2018, banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Asia yang menjajaki kerjasama antar korporasi membangun sinergi bisnis di kawasan Asia. (indra dh)