Balitbang tak Mau Hanya Jadi Tukang Stempel Kemenhub

0

BANDUNG (Suara Karya): Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan tidak mau hanya sebagai tukang stempel, karena itu perlu dilakukan reposisi agar kajiannya bermanfaat dalam proyek-proyek Kementeriqn Perhubungan (Kemenhub).

“Jadi (Balitbang) tidak mau hanya jadi tukang stempel tapi menjadi referensi, proyek-proyeknya,” kata Kepala Libang Kemenhub Sugihardjo di Bandung, Sabtu (2/11).

Dia mengemukakan, Balitbang harus bisa memberikan masukan dalam pengambilan kebijakan dan arah langkah yang akan ditindaklanjuti sebuah proyek. Karenanya, hasil dari Litbang harusnya digunakan pada awal atau sebelum kebijakan itu diputuskan.

Sebagai badan kajian, kata Sugihardjo maka dalam tugasnya Balitbang melakukan evaluasi yakni, pasca dan pra proyek.

“Pasca proyek itu terkait pemanfaatannya. Sementara pra proyek adalah bagaimana proyek harus dilaksanakan,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pernah mengeluarkan pernyataan akan membubarkan Badan Litbang Kementerian Perhubungan, dengan alasan anggarannya Rp 200 miliar yang tidak efisien dalam penyerapan dan bekerja. Padahal, kata dia semua pegawai Balitbang harus efisien.

Dalam hitungan Jonan, dalam lima tahun maka anggaran sebesar itu, maka kabinet kerja Balitbang memiliki anggaran yang besarvyakni, Rp 1 triliun.

“Saya mau balitbang dimanfaatkan baik. Balitbang itu kementerian teknis, bukan dari kumpulan ilmuwan murni,” tandas Jonan.

Sugihardjo mengungkapkan, reposisi Balitbang tersebut akan memberikan kebijakan yang efektif dan efisien. Seperti Bandara Kertajati yang sudah enam bulan beroperasi namun masih sepi.

“Dari tinjauan litbang, supaya tidak sepi jangan berpatokan pada telur dan bebek dalam arti penumpang katakan tak ada pesawat sebaliknya begitu juga, pihak maskapai katakan penumpang tidak ada. Maka, Kemenhub harus ambil sikap tegas, ” kata Sugihardjo. (Indra DH)