
JAKARTA (Suara Karya): Kebangkitan sektor pariwisata pascapandemi covid-19 memberi dampak positif pada penerimaan mahasiswa baru di Institut Pariwisata Trisakti. Angkanya melebihi target.
“Kenaikannya memang tidak terlalu besar, tetapi hal itu patut disyukuri. Karena saat ini persaingan antar kampus untuk prodi pariwisata dan perhotelan terbilang ketat,” kata Rektor Institut Pariwisata Trisakti, Fetty Asmaniati usai membuka Kuliah Perdana di kampus Institut Pariwisata Trisakti Tanah Kusir, Jakarta, Senin (2/10/23).
Hadir dalam kesempatan itu, Sekretaris Yayasan Trisakti, Prof Muhammad Dimyati dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III, Toni Toharudin.
Pembicara kunci menghadirkan Presiden Direktur PT Hotel Properti Internasional, Braja Eka Sukma. Perusahaan tersebut menaungi Swiss-Belhotel Bogor dan Swiss-Belhotel Medan.
Wakil Rektor III Institut Pariwisata Trisakti, Ismeth Emier Osman menjelaskan, tahun ini Institut Pariwisata Trisakti menerima 436 mahasiswa baru, melebihi target yang ditetapkan sebelumnya sebanyak 350 mahasiswa.
Prodi pilihan terbanyak sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu perhotelan, lalu pariwisata dan perjalanan wisata. Untuk dua prodi baru, yaitu wirausaha dan bisnis digital masing-masing menerima 20 mahasiswa.
“Kami juga memberi beasiswa berupa potongan uang kuliah hingga 100 persen, 50 persen dan 25 persen untuk mahasiswa baru sesuai anjuran pemerintah,” ucap Ismeth seraya menambahkan ada 30 mahasiswa baru yang didanai beasiswa KIP dari pemerintah.
Kepala LLDikti Toni Toharudin memberi pujian kepada Institut Pariwisata Trisakti karena hampir 100 persen lulusannya terserap di industri. Upaya itu membantu pemerintah dalam menekan pengangguran terdidik yang angkanya mencapai 12 persen.
“Perguruan tinggi harus bisa membekali mahasiswanya keterampilannya agar bisa bersaing di dunia kerja atau menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.
Belajar dari pengalaman tersebut, lanjut Toni, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) menciptakan beragam program yang mendorong mahasiswa untuk belajar di luar kampusnya hingga 1 tahun.
“Diharapkan mahasiswa bisa belajar diluar program studinya, agar nantinya bisa digunakan untuk bersaing setelah lulus,” katanya.
Selain itu ada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mengirim mahasiswanya belajar di kampus-kampus terkenal di luar negeri selama 6 bulan.
“Program tersebut saat ini memiliki skema mandiri, dimana mahasiswa berkontribusi dalam pembiayaan. LL Dikti Wilayah III dalam waktu dekat akan memberangkatkan mahasiswa dari 4 kampus swasta program MBKM Skema Mandiri ke Belanda,” katanya.
Toni berharap Institut Pariwisata Trisakti juga membuat penawaran serupa untuk mahasiswanya ikut dalam Program MBKM Skema Mandiri, agar mendapat pengalaman serupa.
“Semoga nama Institut Pariwisata Trisakti ada dalam Program MBKM Skema Mandiri tahap berikutnya,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Trisakti, Prof Muhammad Dimyati mengingatkan pentingnya penggunaan teknologi bagi mahasiswa.
“Meski sekarang sudah endemi, pembelajaran daring tetap diperlukan. Kembangkan inovasi agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien,” ujar Prof Dimyati yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) itu.
Di akhir acara, pembicara kunci, Braja Eka Sukma membahas materi berjudul ‘Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2024-2025’. Katanya, salah satu kebangkitan pariwisata di Indonesia bisa dilihat dari meningkatnya hunian di hotel bintang 3 dan 4.
“Di hotel bintang 3 dan 4, saat ini angka huniannya sudah diatas 60 persen di weekdays dan 90 persen di weekend. Hal itu terlihat di banyak kota. Apalagi Bali, yang lalu lintasnya sudah macet di sana sini. Kalau hotel bintang 5, saya tidak diproyeksikan, karena sedikit dan menyasar kelompok tertentu saja,” kata Braja.
Braja menyebut 5 daerah yang ke depan memiliki peluang bertumbuhnya pariwisata di Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Bali dan Kalimantan Barat. (Tri Wahyuni)