Suara Karya

BAZNAS Kembangkan Kampung Tanggap Bencana di Banten

JAKARTA (Suara Karya): Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengembangkan Kampung Tanggap Bencana (KTB) di tiga titik di Provinsi Banten yang terdampak Tsunami Selat Sunda, Desember tahun lalu.

Kadiv Pendistribusian BAZNAS Ahmad Fikri mengatakan, Kampung Tanggap Bencana dibentuk di Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping, Desa Ciladeun, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Desa Cibungur, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang.

Dengan dibentuknya KTB di tiga titik ini, BAZNAS memiliki 16 KTB di Indonesia, antara lain di Provinsi Riau, Sulawesi Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY, Bali, NTB, hingga Papua.

Fikri mengatakan, KTB dibentuk untuk mewujudkan kampung yang memiliki kemampuan mandiri dalam beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan, jika terkena bencana.

“Kampung Tanggap Bencana dibentuk untuk mewujudkan masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak, melalui adaptasi,” kata Fikri di Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Menurutnya, masyarakat juga mampu mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana. “Apabila terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dapat dengan cepat memulihkan diri secara mandiri,” ujarnya.

Untuj diketahui, Program Kampung Tanggap Bencana ini mendapatkan dukungan dari platform pembayaran digital, OVO.

Head of PR OVO, Sinta Setyaningsih mengatakan, OVO sebagai platform pembayaran digital terdepan di Indonesia, sangat peduli akan kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama yang berada di daerah rawan bencana.

Dalam program ini lanjut dia, OVO bersama dengan para pengguna berhasil mengumpulkan Rp500 juta yang dimanfaatkan dalam program pencegahan bencana oleh masyarakat di Banten.

Pembentukan Kampung Tanggap Bencana diperuntukkan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah yang memiliki ancaman yang besar terhadap tsunami. Unsur yang dilibatkan antara lain pemerintah desa, Pengurus RT/RW, Organisasi Masyarakat di desa, Forum Penanggulangan Resiko Bencana (PRB), lembaga usaha di desa, tokoh masyarakat dan kelompok rentan.

“Kampung Tanggap Bencana nantinya akan memiliki Kelompok Kerja Tanggap Darurat, kemudian membagi tugas tanggap darurat serta, menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul sementara. Beberapa Kampung Tanggap Bencana yang telah dibentuk sebelumnya bahkan telah memiliki tabungan sosial dan melakukan simulasi bencana secara rutin,” katanya.

Hadir dalam acara tersebut Kadiv Pendistribusian BAZNAS, Ahmad Fikri, Kepala BAZNAS Tanggap Bencana, Dian Aditya Mandana Putri, Kabag Penghimpunan Digital BAZNAS, Hafiza Elvira Nofitariani serta Head of PR OVO, Sinta Setyaningsih. (Pramuji)

Related posts