JAKARTA (Suara Karya): Marsal Maret, Guru SDN 13 Surau Gadang, Kota Padang, Sumatera Barat ini tak pernah membayangkan sebelumnya, jika Program Guru Penggerak yang diikutinya pada 2021 bakal mengantarkannya sebagai kepala sekolah di usianya yang masih kepala 3.
Marsal tak hanya memiliki ilmu yang mumpuni sebagai lulusan program Guru Penggerak (GP), tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Ia bahkan mampu menggerakkan seluruh sumber daya, termasuk orangtua untuk membantu meningkatkan kualitas persekolahan.
“Ketika ditunjuk sebagai kepala sekolah SDN 40 Korong Gadang, pada Maret 2023, saya langsung dapat ‘pekerjaan rumah’, bagaimana caranya agar sekolah tidak kebanjiran lagi,” kata Marsal saat menerima media dan tim dari Kemdikbudristek, di sekolahnya yang terlihat bersih dan asri, Jumat (15/12/23).
Dalam kesempatan itu, Marsal didampingi pengawas sekolah, Salmiati dan segenap guru yang ada di sekolah tersebut.
Pekerjaan rumah pertama yang segera dicarikan solusinya adalah membuat beton di sepanjang kali yang berbatasan dengan sekolah. Karena tidak ada dana, salah satu guru SDN 40 Korong Gadang membuat video yang kemudian viral di media sosial.
“Tim dari Dinas PUPR Kota Padang kemudian membuat tembok beton setinggi dada. Semoga bisa menahan terjangan air saat hujan deras di gunung,” ujarnya.
Setelah itu, Marsal mengundang orangtua untuk mendukung penerapan Kurikulum Merdeka, yang mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan berinovasi. “Saya senang, ajakan saya ini mendapat tanggapan baik dari orangtua siswa,” ucapnya.
Perubahan besar yang terjadi selama kepemimpinan Marsal Maret dirasakan para guru SDN 40 Porong Gadang. Seperti dikemukakan Indria Fauzia, guru kelas 6, sekolahnya menjadi lebih hidup dalam 10 bulan terakhir ini.
“Selama setahun terakhir ini, sekolah ini tidak ada kepala sekolah, hanya ada pelaksana tugas. Rasanya sekolah ini mati segan, hidup pun kesulitan. Apalagi kalau sekolah sudah kebanjiran, lumpurnya setebal kaki. Capek membersihkannya,” tutur Indria.
Ketika dapat kepala sekolah yang bersemangat dan gesit, Indria mengaku sempat kewalahan. Karena banyak ‘instruksi’ yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan kualitas sekolah.
“Waktu Pak Marsal memimpin, saya baru masuk setelah cuti melahirkan. Agak kaget juga karena banyak pekerjaan baru. Tapi kalau melihat hasilnya, semua kelelahan yang kami, para guru lakukan itu sirna,” ujarnya.
Kepala Sekolah Marsal juga mendorong guru untuk mengakses beragam teknik pembelajaran yang tersedia di Platform Merdeka Belajar yang dikembangkan Kemdikbudristek. Materi yang tersedia di platform tersebut dapat memperluas wawasan maupun cara mengajar.
“Jika dulu selesai mengajar kami langsung pulang, sekarang banyak kegiatan dilakukan di sekolah untuk memperkaya ilmu yang bisa diakses dari platform PMM. Selain juga ikut program Pembatik,” ujarnya.
Pujian yang sama juga dilontarkan pengawas pembina, Salmiwati. Bahkan Salmiati menjulukinKepala Sekolah Marsal Maret sebagai Pangeran dari Surga.
“Kata Surga di sini merupakan akronim dari Surau Gadang, asal sekolah Marsal. Melihat cara kerjanya, julukan itu tepat adanya,” ujar Salmiwati.
Karena selain memperbaiki sarana dan prasarana sekolah menjadi lebih bersih, Marsal juga aktif mengajak para guru untuk meningkatkan kualitas diri, menjadi narasumber untuk pelaksanaan Kurikulum Merdeka pada sejumlah sekolah yang ada di sekitar sekolahnya.
“Julukan Pangeran dari Surga ini layak disandang Marsal,” ucap Salmiwati menegaskan.
Saat ini Marsal mengakui sangat sibuk, tak hanya urusan sekolah tetapi juga organisasi baik dalam komunitas Guru Penggerak maupun komunitas keilmuwan lain.
“Saya selalu dahulukan tugas utama, baru tugas tambahan. Hal terkait sekolah atau kelas, saya prioritasnya. Tugas tambahan biasanya dibuat siang atau sore, itu pun lebih banyak pakai zoom meeting,” kata Marsal.
Ditanya soal julukan, Marsal mengucapkan rasa syukur bahwa pekerjaan yang dilakukan mendapat apresiasi baik dari orang-orang sekitarnya. “Saya senang karena banyak yang mendukung ide-ide hingga terjadi seperti ini. Semua demi kebaikan bersama,” kata Marsal menandaskan.
Marsal mengucapkan terima kasih juga kepada Dinas Pendidikan Kota Padang yang telah memberi pelatihan manajerial sebelum dilantik sebagai kepala sekolah. Ilmu yang diperolehnya itu membantu dalam mengelola sekolah menjadi lebih baik. (Tri Wahyuni)