Berkat Inkubasi Bisnis UPER, Usaha Mahasiswa Dapur Pritti Bangkit Kembali!

0

JAKARTA (Suara Karya): Guna mendorong mahasiswa terjun ke wirausaha, Universitas Pertamina (UPER) memberi pendampingan melalui Program Inkubasi Bisnis UPER.

“Lewat Program Inkubasi Bisnis ini, mahasiswa dibimbing mulai dari rencana hingga realisasi di lapangan. Dengan demikian, mahasiswa tidak merasa sendirian,” kata Pjs Rektor UPER, Budi Soetjipto di Jakarta, Senin (20/3/23).

Alasannya, hasil riset Macrothink Institute pada 2022 menemukan, inkubator bisnis memiliki dampak positif bagi kinerja start-up. Terutama di masa awal perkembangannya.

Salah satu bisnis jebolan Program Inkubasi Bisnis UPER adalah Dapur Pritti. Ide bisnis datang dari Linda Ika Kumalasari, mahasiswa teknik geologi UPER. Linda ingin membuat usaha katering makanan sehat dengan harga terjangkau.

Bersama lima rekan kuliahnya di UPER, yaitu M Adana Hasbul, Ferry Riswandha, Annisa Fitri, Mirdiana Noorfitria dan Muhammad Alfaridzi, Linda memulai usaha tersebut pada Maret 2021.

“Tantangan dalam bisnis ini adalah kami semua adalah mahasiswa saintek yang memiliki kuliah padat. Kami harus bisa membagi waktu antara kegiatan kuliah dan bisnis. Terus terang saja itu tak mudah,” ucap Linda.

Apalagi, lanjut Linda, kondisi saat itu sedang pandemi covid-19. Sehingga bisnis tidak berjalan lancar. “Sempat jatuh bangun selama lebih dari satu tahun, Dapur Pritti ditawari kampus ikut program Inkubasi Bisnis. Lalu kami bergabung pada Desember 2022,” ujarnya.

Dapur pritti menjual menu beragam mulai dari makanan khas Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali hingga Papua. Menu Nusantara itu dijual dengan harga terjangkau. Kendati demikian, Linda menyakinkan semua menunya bebas dari bahan pengawet, jadi lebih sehat.

“Setelah bergabung ke inkubasi bisnis UPER, kami merasa ada peningkatan dalam pengelolaan usaha. Kami juga menerima banyak saran. Pada 2023 ini, kami tengah menyiapkan konsep baru yang dikaitkan dengan ketahanan makanan,” ujarnya.

Linda berbagi tips agar konsisten dalam menjalankan bisnis, yaitu bangun hubungan yang baik antara rekan bisnis. Selain terbuka atas saran dan kritik, selagi untuk kemajuan.

Tekad Linda dalam mengembangkan Dapur Pritti patut mendapat apresiasi. Karena hasil survei SKATA pada 2020, yang mendapati 82,1 persen lulusan tahun 2020 tertarik terjun ke dunia wirausaha.

Namun realitanya, hanya 25 persen yang mencoba memulai bisnis sendiri. Bahkan, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyebut jumlah pengusaha muda di Indonesia hanya 3,4 persen.

Hasil penelitian Universitas Negeri Padang pun mengungkap rendahnya mahasiswa berwirausaha akibat kekurangan modal, kesulitan membagi waktu dan takut gagal. (Tri Wahyuni)