Suara Karya

BI Sebut Inflasi Jakarta Pada Juni 2024 Terkendali

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Arlyana Abubakar, (Foto: suarakarya.co.id/Bayu Legianto)

JAKARTA (Suara Karya): Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm) pada Juni 2024, setelah bulan sebelumnya mencatat deflasi sebesar 0,10% (mtm). Inflasi terutama bersumber dari kelompok Transportasi, kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga, serta kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar menyatakan,  secara tahunan Jakarta mengalami inflasi sebesar 2,23% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (2,08%, yoy), namun masih terkendali dalam sasaran 2,5±1% dan lebih rendah dari inflasi Nasional (2,51%, yoy).

Kelompok Transportasi mengalami inflasi sebesar 0,43% (mtm), sementara pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,25% (mtm). Inflasi pada kelompok Transportasi terutama didorong oleh meningkatnya tarif angkutan udara dan tarif kendaraan roda 4 online, sejalan dengan peningkatan mobilitas dalam rangka HBKN Idul Adha.

Selanjutnya, kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga pada Juni 2024 mengalami inflasi sebesar 0,72% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yang mencatat inflasi 0,14% (mtm). Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh meningkatnya upah baby sitter.

Kemudian, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya turut mendorong inflasi pada Juni 2024 sebesar 0,55% (mtm), meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 1,09% (mtm). Inflasi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya terutama didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan seiring meningkatnya harga emas global.

Sementara itu kata Arlyana, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,16% (mtm), tidak sedalam deflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat 1,02% (mtm). Deflasi pada kelompok makanan terutama disebabkan oleh menurunnya harga pada komoditas tomat, bawang merah, beras, telur ayam ras, dan bawang putih.

Adapun lanjut Arlyana, Deflasi pada komoditas tomat, bawang merah, beras, dan bawang putih sejalan dengan berlangsungnya panen raya di beberapa wilayah sentra sehingga mendorong peningkatan pasokan. Penurunan harga telur ayam ras juga didukung oleh jumlah pasokan yang relatif terjaga disertai dengan harga pakan yang mulai mengalami penurunan.

“Meskipun kelompok makanan mengalami deflasi, namun masih terdapat beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga, yaitu daging ayam ras dan cabai merah,” kata Arlyana melalui keterangan resminya, Selasa (2/7/2024).

Inflasi DKI Jakarta yang masih terkendali tidak terlepas dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta yang semakin kuat. Selama Mei 2024, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi, antara lain: (1) Gerakan Pangan Murah (GPM), Operasi Pasar Murah, dan Program Sembako Murah; (2) Penyelenggaraan JakFoodFest 2024 sebagai rangkaian HUT Jakarta; (3) Sosialisasi, supervisi, dan pemeriksaan pemasukan hewan kurban untuk pengendalian pasokan jelang HBKN Idul Adha; (4) Penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD) di beberapa daerah dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan; (5) Talkshow “Kreasi Pangan Olahan: Konsumsi Sehat, Lezat, & Harga Terjaga” pada rangkaian JaKreatiFest 2024; serta (6) Rapat Koordinasi TPID mingguan dalam rangka pemantauan stok dan harga.

Ke depan kata dia, sinergi TPID DKI Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Dengan berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut, inflasi Jakarta diharapkan dapat tetap terkendali dalam sasarannya, yaitu 2,5±1% pada tahun 2024. (Boy)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related posts