
JAKARTA (Suara Karya): Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Iwan Setiawan, menegaskan bahwa inflasi Jakarta pada November 2025 masih berada dalam zona aman meskipun tekanan harga sejumlah komoditas tetap berlangsung. “Inflasi Jakarta pada November tetap terkendali dan masih berada dalam rentang sasaran yang telah ditetapkan,” ujarnya merespons rilis inflasi terbaru Badan Pusat Statistik (BPS).
BPS mencatat inflasi Jakarta sebesar 0,27% (mtm) atau sedikit lebih rendah dari Oktober yang mencapai 0,31%. Secara tahunan, inflasi tercatat 2,67% (yoy), masih berada dalam target 2,5±1%.
Iwan menjelaskan bahwa kenaikan harga emas global membuat komoditas emas perhiasan kembali menjadi penyumbang inflasi terbesar. “Harga emas global yang naik ke level tertinggi mendorong tekanan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya,” kata Iwan melalui keterangan tertulisnya, Senin (1/12/2025).
Sementara itu, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mencatat inflasi 0,20% (mtm). Menurut Iwan, gangguan produksi menjadi penyebab utama. “Curah hujan tinggi mengganggu panen cabai merah dan menekan pasokan ikan kembung, sementara produksi bawang merah berada pada titik terendah tahun ini,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa koreksi harga daging ayam ras, bawang putih, serta telur ayam ras turut membantu menahan tekanan inflasi.
Kelompok Transportasi mencatat inflasi 0,29% (mtm), didorong meningkatnya permintaan angkutan udara menjelang akhir tahun. Namun, Iwan menyebut adanya kebijakan yang ikut menahan kenaikan. “Diskon tarif Tol Becakayu sepanjang awal November membantu meredam tekanan inflasi sektor transportasi,” katanya.
Deflasi juga terjadi pada kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,07% (mtm), terutama dari penurunan harga telepon seluler.
Lebih jauh, Iwan menilai kuncinya terletak pada sinergi antarlembaga. “Stabilitas inflasi ini merupakan hasil kerja kolektif TPID, BUMD pangan, Bulog, dan seluruh pemangku kepentingan yang menjaga pasokan tetap tersedia dan harga tetap terjangkau,” ungkapnya. Ia menyoroti peran berbagai program seperti Pangan Bersubsidi, Pasar Murah, Program Pangan Murah, hingga Bazaar Keliling yang memperluas akses pangan masyarakat.
Di sisi pengamanan pasokan, urban farming, pengawasan PSAT, dan kelancaran distribusi logistik oleh BUMD pangan terus diperkuat. Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, TPID juga telah menggelar Pra High Level Meeting untuk memastikan kecukupan stok pangan.
“Kami terus memperkuat strategi 4K—ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif—sebagai fondasi pengendalian inflasi di Jakarta,” tegas Iwan.
Ia optimistis inflasi Ibu Kota tetap stabil. “Dengan langkah-langkah kolaboratif dan imbauan berbelanja bijak, inflasi Jakarta hingga akhir tahun diperkirakan tetap terjaga dalam sasaran 2,5±1%.” (Boy)

