BNI Gandeng DJKN dan Kementerian ATR/BPN Gelar Lelang Aset Agunan Milik BNI

0
Pada acara cara launching Program Gelegar Lelang BNI 2023 tersebut digelar Rabu (29/3/2023) di The St. Regis Hotel, Jakarta. (Foto: Humas BNI) 

JAKARTA (Suara Karya): PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mengadakan program Gelegar Lelang BNI 2023.

SEVP Remedial & Recovery BNI I Made Sukajaya mengungkapkan, BNI telah menjalin sinergi yang sangat baik dengan DJKN melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) serta kantor ATR/BPN yang tersebar di seluruh Indonesia dalam melaksanakan lelang aset-aset agunan milik BNI.

“Dengan potensi membaiknya kondisi makro dan perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan saat ini menjadi momentum yang baik untuk melakukan investasi atau memiliki aset bagi banyak kalangan masyarakat,” ujarnya pada acara launching Program Gelegar Lelang BNI 2023 tersebut digelar Rabu (29/3/2023) di The St. Regis Hotel, Jakarta.

Program ini akan berlangsung secara serentak di seluruh KPKNL se-Indonesia, hingga akhir 2023. Adalah, upaya masif untuk mengenalkan kepada masyarakat cara beda mendapatkan aset dengan cara yang cepat, mudah, dan transparan, serta mendapatkan harga yang terbaik yaitu melalui lelang.

Hadir, Direktur Lelang DJKN Joko Prihanto, Direktur Transformasi dan Sistem Informasi DJKN Edward UP Nainggolan, Sekretaris Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Supardy Marbun.

Made menjelaskan, BNI telah melakukan Gelegar Lelang BNI 2022 sebanyak 3.250 aset agunan dengan total nilai limit mencapai Rp7,98 triliun. Adapun realisasi terjual dan penebusan sebesar Rp1,01 triliun yakni 12,5% dari total nilai limit. Angka tersebut meningkat 41,4% dibandingkan pelaksanaan lelang tahun 2021.

“Dengan adanya sinergi serta digitalisasi proses lelang diharapkan dapat mempercepat proses lelang aset agunan BNI serta dapat meningkatkan presentase realisasi aset terjual melalui lelang,” tuturnya.

Mengingat aset-aset yang dilelang pada program ini merupakan aset-aset agunan kredit bermasalah, Made berharap program ini dapat memberikan konstribusi positif bagi kinerja keuangan BNI di 2023.

“Dengan adanya program ini masyarakat luas dan calon investor dapat lebih terinformasi mengenai aset-aset agunan BNI yang akan dilelang dan proses serta prosedur lelang itu sendiri,” sebutnya.

Pada kesempatan itu, Joko menyatakan, kerja sama BNI dan DJKN sudah dilaksanakan beberapa tahun. Menurutnya, dari hasil evaluasi kegiatan lelang dampaknya cukup baik tercermin dari peningkatan angka lelang aset agunan setiap tahunnya.

“Ternyata kegatan ini dampaknya lumayan bagus, setiap tahun pertumbuhan dari jumlah yang dilelang dan rupiahnya pun bertumbuh. Tiap tahun permohonan barang yang dilelang semakin bertambah,” katanya.

Joko menilai, keberhasilan program Gelegar Lelang Agunan BNI ini tentunya tidak terlepas dari kerja sama semua pihak dalam menjaring para investor dan pembeli.

“Semoga di tahun 2023 berjalan dengan baik, sudah kita diskusi, forum ini sebagai pemicu saja, minggu depan akan ditindaklanjuti, apa yang kita canangkan gerakan lelang BNI dan DJKN bisa berlangsung lama,” tandasnya.

Adapun, Supardy menyampaikan gelegar lelang pada hari ini merupakan bagian dari kegiatan untuk memberikan kepastian hukum terhadap aset debitur yang dijadikan sebagai agunan kredit kepada pihak perbankan seperti BNI.

Kementerian ATR/BPN secara langsung berperan untuk memberikan pendaftaran hak tanggungan terhadap aset debitur yang menjadi agunan pinjaman bagi lembaga perbankan yang menjadi kreditur.

“Kegiatan hari ini juga sebagai upaya memastikan implementasi UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan menjamin dan memberikan perlindungan hukum baik bagi kreditur maupun debitur,” ujarnya. (dra)