Suara Karya

BPJS Kesehatan Jakbar Ajak Tokoh Agama Aktif dalam JKN-KIS

JAKARTA (Suara Karya): Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Jakarta Barat mengajak sejumlah tokoh agama untuk ikut aktif dalam sosialisasi program Jaminan Kesehatan Nasional/Kartu Indonesia Sehat (JKN/KIS). Mengingat suara dari tokoh agama didengar masyarakat.

“Sinergi antara tokoh agama dan BPJS Kesehatan perlu dibangun agar program ini bisa meluas di masyarakat,” kata Pps Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan (PPK) BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Barat, Desi Muflihatun di Jakarta Barat, Selasa (30/7/2019).

Ditambahkan, sosialisasi program JKN/KIS di masyarakat menjadi penting karena tahun ini program JKN/KIS harus mencapai target universal health coverage (UHC) atau cakupan semesta di seluruh Indonesia. Upaya itu tidak akan dicapai tanpa bantuan dari berbagai pihak.

“Kami mengundang tokoh agama dan tokoh masyarakat yang selama ini menjadi panutan warga. Mereka akan mengajak warga sekitar untuk mendaftar sebagai peserta mandiri atau PBPU (peserta bukan penerima upah) secara kolektif,” ujarnya.

Desi menjelaskan, sinergi BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Barat dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat bukan pertama kali dilakukan. Hal itu menjadi agenda rutin yang dilakukan setiap tahun.

“Lewat pendaftaran secara kolektif ini, masyarakat semakin mudah dalam mendaftar dan membayar iuran. Semua dikumpulkan dalam satu virtual account berlandaskan perjanjian kerja sama,” ujarnya.

Salah satu wakil dari organisasi keagamaan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat adalah Erna dari Masjid Al-Furqon di Kembangan. Erna adalah guru TK yang merupakan pengurus Yayasan Asuhan Bunda yang menjadi satu kesatuan dengan masjid.

“Kami akan sosialisasikan program BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Barat kepada anggota majelis taklim di masjid. Kami juga akan mendata berapa daro anggota kami yang belum terdaftar dalam Program JKN-KIS,” tuturnya.

Erna menuturkan, yayasan yang berbasis di masjid tersebut mengadakan pengajian satu kali seminggu. Sehingga pihaknya memiliki banyak kesempatan untuk menjelaskan kepada masyarakat. Selai itu, pihaknya juga akan menawarkan sistem PBPU Kolektif pada para anggota pengajian.

“Anggota yayasan dan guru TK berjumlah sekitar 20 orang. Kami akan sampaikan materi program JKN dengan cara getok tular. Bukan hanya anggota majelis taklim tapi juga masyarakat yang ada di lingkungannya masing-masing,” kata Erna menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts