Buka Konferensi FRI, Presiden Dorong Kampus Kembangkan Inovasi

0

JAKARTA (Suara Karya): Presiden Joko Widodo mendorong perguruan tinggi mengembangkan inovasi. Karena pandemi covid-19 telah berdampak besar terhadap sektor kehidupan, tak hanya kesehatan dan ekonomi, tetapi juga dunia pendidikan.

“Proses pendidikan saat ini harus dijalankan dengan pembatasan interaksi dan pertemuan fisik,” kata Presiden saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2021 yang digelar virtual, Selasa (27/7/21), seperti ditayangkan dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Menurut Presiden, pandemi covid-19 menimbulkan rangkaian serial disrupsi. Lanskap sosial budaya, ekonomi dan politik mengalami perubahan besar akibat revolusi industri 4.0. Teknologi ‘cloud computing’, ‘internet of things’, ‘artificial intelligence’, ‘big-data analytics’, ‘advanced robotics’ hingga ‘virtual reality’ telah membawa perubahan di semua bidang.

“Harus kita akui, teknologi telah menjadi master disrupsi. Perdagangan bergeser menjadi ‘e-commerce’; dunia perbankan terdisrupsi oleh hadirnya ‘fintech’ dan berbagai macam ‘e-payment’; dunia kedokteran dan farmasi semakin terdisrupsi oleh ‘healthtech’.

“Profesional hukum pun mulai diguncang oleh ‘recthtech’. Dan dunia pendidikan terdisrupsi besar-besaran oleh ‘edutech’,” ujarnya.

Karena itu, lanjut Presiden, perguruan tinggi mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai ‘edutech institutions’. Yaitu, pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital. Pembelajaran digital tak hanya berlaku bagi siswa dan mahasiswa, tetapi juga para praktisi, termasuk di dalamnya pelaku industri sebagai mitra pendidikan.

“Kurikulum harus memberi bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri. Pengajar dan mentor dari pelaku industri, magang mahasiswa ke dunia industri, bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah, termasuk organisasi praktisi lainnya harus diajak berkolaborasi,” tuturnya.

Kepala Negara juga memandang lembaga pendidikan tinggi harus bekerja untuk kemanusiaan dan kemajuan bangsa, memecahkan masalah-masalah sosial dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan inovasi secara berkelanjutan.

“Perspektif kewirausahaan juga sangat penting untuk perguruan tinggi, agar bisa melakukan upaya secara berkelanjutan. Selain memperkokoh karakter kebangsaan berdasarkan Pancasila, para mahasiswa harus dididik dalam ekosistem tersebut, yaitu ekosistem yang mendorong ‘socio-techno innopreneur’, memecahkan masalah sosial dengan memanfaatkan teknologi secara inovatif dan berkewirausahaan,” katanya.

Ditambahkan, para mahasiswa juga harus difasilitasi untuk mampu bersaing di dunia kerja yang semakin terbuka dan terglobalisasi, harus mampu menjadi industriawan yang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan status sosial yang membuat dirinya dan UMKM Indonesia naik kelas secara bersama. Untuk memudahkan institusi kampus mewujudkan hal-hal tersebut, cara-cara baru harus dilakukan.

“Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar adalah salah satu instrumen penting untuk itu. Mahasiswa bisa belajar kepada siapa saja, di mana saja yang dirasa penting untuk mempersiapkan masa depan mereka. Mahasiswa harus ‘update’ dengan perkembangan terkini dan kedepan,” ucap Jokowi menandaskan. (Tri Wahyuni)