Bulog Bantah Kirim Beras Rusak, Iqbal : Pengriman Sudah Lewat Quality Kontrol

0

KBRN, Jakarta : Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal di Jakarta, Selasa (2/8/2022) membantah jika pihaknya mengirimkan beras dengan kualitas buruk (rusak) kepada masyarakat dalam program beras bantuan presiden. Bantuan itu ditujukan untuk mengurangi beban 3 juta masyarakat terdampak pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.

Dikatakan Iqbal, untuk mempercepat penerimaan beras bantuan presiden Bulog bekerja sama dengan pihak lain sebagai transporter untuk mendistribusikannya kepada warga penerima manfaat.

“Dalam program ini tidak ada warga yang dirugikan, mengingat hasil evaluasi dan monitor yang dilakukan Bulog, termasuk peran pengantarnya pada saat itu berjalan baik sebagai mana mestinya,” kata Iqbal.

Ia juga menegaskan, dalam setiap pengeluaran beras dari gudang, ada prosedur standar yang harus dilakukan dan tercatat secara pasti guna memastikan proses quality control betul-betul berjalan dengan baik.

Deskripsi pelaksanaan tugas antara Bulog sebagai penyedia beras dan pihak ketiga sebagai transporter atau pengantar juga sudah jelas beban dan tanggungjawabnya.

“Semuanya tercatat jelas. Setiap pengeluaran beras dari gudang ada dokumen serah terima barang yang menyebutkan beras diterima dalam kondisi baik, dan selanjutnya penyaluran beras tersebut menjadi tanggungjawab pihak transporter,” ujarnya.

Namun demikian kata Iqbal, memang dalam proses pengangkutan terbuka kemungkinan terjadi gangguan-gangguan cuaca seperti hujan,kemasan pecah dan lainnya. Tetapi dia membantah kalau itu kesalahan Bulog.

Lebih jauh Iqbal mengungkapkan, Bulog bekeinginan mempercepat penyaluran beras bantuan presiden. Hal ini mengingat, kondisi di awal pandemi yang menimbulkan dampak pandemi Covid-19 cukup signifikan bagi masyarakat.

Kondisi ini yang membuat Bulog melakukan kerja sama dengan pihak ketiga, dalam hal ini dengan pihak PT SSI. “Kerja sama ini bertujuan agar warga terkena dampak pandemi Covid-19 tetap tenang dan bisa melanjutkan aktivitas di rumah walau secara terbatas,” kata Iqbal.

Menurut Iqbal, mengenai adanya pemberitaan beras yang rusak dengan ini dapat disampaikan kronologisnya. Pada periode Mei-Juni 2020, pihak pengantar akan mengirimkan beras kepada warga penerima bantuan beras presiden, namun dalam perjalanannya ada kendala yang mengakibatkan beras tersebut mengalami sedikit kerusakan.

Pada saat itu juga, pihak ketiga segera menghubungi Bulog untuk membeli beras pengganti agar segera diantar kepada warga penerima.

“Jadi pihak ketiga sudah menggantinya dengan beras berkualitas baik dan diterima dengan baik juga oleh seluruh warga penerima manfaat. Sedangkan beras yang rusak tersebut menjadi tanggungjawab pihak ketiga, dan bukan lagi menjadi tanggungjawab Bulog,” kata Iqbal. (Bayu)