Suara Karya

Butho Ijo jadi Orang Baik, Cara Unik Siswa Global Sevilla Pentaskan Timun Mas

JAKARTA (Suara Karya): Siswa Global Sevilla Pulomas kembali menggelar drama musikal, setelah dua tahun vakum karena pandemi covid-19. Pentas kali ini mengangkat kisah Timun Mas, yang ditampilkan secara unik.

“Dibilang unik, karena kami ingin menampilkan Butho Ijo sebagai sosok yang baik hati. Ini sekaligus pelajaran bagi para siswa untuk tidak menilai orang hanya dari penampilan,” kata Kepala Sekolah Global Sevilla, Purborini Sulistiyo di kampus Pulomas, Jakarta, Jumat (10/3/23).

Hadir dalam kesempatan itu, Superintendent Sekolah Global Sevilla, Michael Thia, sutradara Banyu dan sejumlah siswa yang menjadi tokoh utama dalam pementasan tersebut.

Mereka adalah Khalishaa Alexandrea Yudianto sebagai Timun Mas, Rafi Rahman Yahdieka sebagai Butho Ijo, Aiken Xander Asita sebagai Frederick ‘Freddy’ Einsfeldt, Adiba Karyanto sebagai Mbok Srini dan Rajakin Sebayang sebagai Mas Dumadi.

Perempuan yang akrab dipanggil Rini itu menjelaskan, pentas Timun Mas yang dilakukan bersama 100 siswa mulai dari kelas 7 hingga kelas 12 itu sarat dengan pesan-pesan moral, tentang larangan perundungan siber (cyber bullying), tindak kekerasan oleh siswa hingga hal-hal negatif lainnya.

“Dampak positif dari kegiatan yang melibatkan seluruh siswa adalah tak ada lagi kasus bullying dari senior ke junior. Mereka menjadi akrab satu sama lain, setelah berhari-hari latihan bareng,” kata Purborini seraya menyebut masa latihan berlangsung 5 bulan.

Kisah Timun Mas juga mengajarkan kepada siswa untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan di kehidupan ini. Jangan putus harapan, setiap masalah pasti akan memiliki jalan keluar.

“Dari cerita ini siswa juga dapat belajar tentang berbagai macam sifat dan karakter dari peran yang dimainkan,” kata Rini.

Dampak positif dari pementasan juga dirasakan Rafi yang berperan sebagai Butho Ijo. Awalnya ia mengaku skeptis saat ditawari ikut drama tersebut. “Tapi setelah 1-2 kali latihan, saya malah jatuh cinta dengan drama ini. Banyak hal yang bisa saya pelajari disini,” tutur pria bertubuh tinggi besar ini.

Hal senada dikemukakan Aiken Xander Asita yang berperan sebagai Frederick ‘Freddy’ Einsfeldt. Ia mengaku senang terlibat dalam pementasan, karena suasana latihan yang menyenangkan.

Rini menambahkan, drama musikal Timun Mas dibuat dalam bahasa Inggris untuk mengoptimalkan kemampuan non akademik siswa. Kemampuan itu diharapkan membuat lulusan sekolah siap memasuki dunia global.

“Drama musikal semacam ini telah dilakukan Sevilla dalam beberapa tahun terakhir ini. Lalu vakum 2 tahun karena pandemi. Temanya diambil dari cerita rakyat, mulai dari Rama Shinta, Bawang Merah-Bawang Putih, Malinkundang dan Si Pitung,” tuturnya.

Pagelaran seni, menurut Purborini, penting dilakukan para siswa. Karena dinilai mampu menyelaraskan pengembangan potensi siswa dalam bidang akademik dan non akademik.

Superintendent Sekolah Global Sevilla, Michael Thia menambahkan, seni teater atau drama musikal yang dimainkan siswa merupakan salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan.

“Selain mengasah keterampilan dalam berbahasa, siswa juga dituntut percaya diri untuk tampil di depan penonton,” katanya.

Pagelaran seni teater yang dimainkan para siswa merupakan salah satu bentuk pembelajaran di luar kelas. Mereka dapat belajar berbicara bahasa inggris dengan fasih, bernyanyi dan gerak tari. Dan siswa belajar pentingnya kerjasama dalam tim dengan cara yang menyenangkan.

“Pembelajaran bahasa Inggris juga bisa dilakukan diluar kelas secara menyenangkan lewat nyanyian dan tarian,” katanya. (Tri Wahyuni)

Related posts