JAKARTA (Suara Karya): Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menilai, peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober mendatang, merupakan momentum untuk memastikan nilai-nilai kesantrian mewarnai Pemilu 2019.
Dia mengatakan, nilai-nilai kesantrian perlu masuk ke dalam dunia politik agar pertarungan atau kompetisi politik berjalan santun, damai dan aman.
“Nilai-nilai kesantrian harus disebarkan dan diwujudkan dalam kehidupan. Karena di dalamnya ada kejujuran, keadilan, kebersamaan, persatuan dan persaudaraan,” ujar Cak Imin, di acara Musabakoh Kitab Kuning (MKK), di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Minggu (14/10/2018).
Apalagi, kata Cak Imin, bangsa Indonesia akan memasuki kompetisi politik untuk memilih presiden-wakil presiden, anggota legislatif dan anggota DPD.
“Peringatan Hari Santri bisa menumbuhkan semangat persatuan dan kebersamaan yang mulai luntur akibat hilangnya solidaritas, hilangnya persaudaraan dan persahabatan karena persaingan politik. Jadi, nilai-nilai kesantrian bisa mengatasi perpecahan , konflik, dan kekerasan di masyarakat,” ujar Panglima Santri ini.
Terkait Musabaqoh Kitab Kuning, Cak Imin mengatakan, Musabaqoh Kitab Kuning atau Festival Kitab Kuning untuk seluruh santri di Nusantara merupakan salah satu kegiatan untuk memperingati hari santri nasional pada 22 Oktober mendatang.
Menurut dia, membaca kitab kuning merupakan ikhtiar yang tetap harus ada dalam tradisi pesantren di tanah air.
“Saya menyadari, masih banyak kader PKB yang tidak mengetahui kitab kuning ketika baru bergabung. Hal ini dikarenakan PKB merupakan partai yang menerima kader dari semua kalangan, tidak hanya kalangan santri saja,” katanya.(Gan)