
JAKARTA (Suara Karya): Untuk menekan angka penularan corona virus disease (covid-19) selama Ramadhan, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menteristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengusulkan penempatan GeNose di masjid.
“Skrining dibutuhkan, terutama di daerah yang kasus penularan virusnya tinggi. Upaya itu mencegah terjadinya kluster rumah ibadah,” kata Menristek Bambang Brodjonegiro saat menyerahkan GeNose ke pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis (18/3/2021).
Bambang menjelaskan, GeNose adalah karya peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat tersebut mampu mendeteksi keberadaan covid-19 lewat embusan nafas dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan artifisial.
“Genose C19 terhubung dengan sistem ‘cloud computing’ melalui aplikasi berbasis kecerdasan artifisial. Hasil diagnosis bisa diketahui dalam hitungan menit. GeNose siap dimanfaatkan secara masif di Indonesia untuk pencegahan covid-19,” ucapnya.
Sebagai informasi, GeNose sejak 2010 digunakan peneliti UGM untuk deteksi penyakit tuberkulosis (TBC). Kemudian muncul covid-19 pada 2020, lalu tim peneliti mengalihkan alat tersebut untuk mendeteksi covid-19 melalui embusan napas. Hasilnya, 97 persen akurat.
Ia berharap GeNose mendapat dukungan dari MUI dan agar inovasi anak bangsa bisa bermanfaat bagi kesehatan seluruh anak bangsa di masa pandemi.
“Pandemi menjadi momentum penguatan integrasi keilmuan dan kolaborasi riset serta inovasi di Tanah Air. Kedepan, riset dilaksanakan tak hanya keinginan dari peneliti atau perekayasa saja, tetapi harus bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutur Bambang.
Termasuk penggunaan GeNose di masjid untuk skrining jamaah saat melaksanakan ibadah shalat tarawih. Sehingga, jemaah dapat melaksanakan ibadah secara nyaman, karena yakin jemaah yang ada dalam masjid tidak ada yang positif covid-19.
Ketua MUI Miftachul Akhyar memberi apresiasi atas penemuan GeNose C19. Ia berharap alat pendeteksi tersebut mampu memberi layanan skrining atas segala kegiatan keagamaan, baik yang dilakukan MUI maupun oleh organisasi lain.
“Kami berharap GeNose bisa dipakai untuk skrining saat ibadah tarawih di bulan Ramadhan, karena hal itu akan memberi proteksi dan rasa aman kepada jamaah dalam beribadah,” ujar Miftachul Akhyar seraya meminta jamaah untuk tetap menjaga protokol kesehatan di masjid meski hasil deteksi negatif. (Tri Wahyuni)