Cegah Covid-19, Kemdikbud Sinergikan Program MDR dan Gerakan Ubah Perilaku

0
Mendikbud Nadiem Makarim kepada peserta Program MDR dan Gerakan Mengubah Perilaku tahap kedua yang digelar secara virtual, Jumat (16/10/20).(Suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mensinergikan Program Mengajar dari Rumah (MDR) dengan Gerakan Mengubah Perilaku di masyarakat. Upaya itu untuk mengurangi kasus penularan corona virus disease (covid-19) di Tanah Air.

“Program MDR yang saat ini masuk tahap kedua, kami sinergikan dengan Gerakan Mengubah Perilaku milik Satgas Covid-19 Nasional untuk meminimalisasi kasus covid-19 di Indonesia,” kata Mendikbud Nadiem Makarim kepada peserta Program MDR dan Gerakan Mengubah Perilaku tahap kedua yang digelar secara virtual, Jumat (16/10/20).

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo, Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda serta Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemdikbud, Nizam.

Lewat Gerakan itu, lanjut Nadiem, mahasiswa akan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya protokol 3M selama pandemi, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

Program MDR yang digagas Kemdikbud pada Agustus 2020 lalu itu mengundang mahasiswa di seluruh Indonesia untuk menjadi relawan dalam pembelajaran jarak jauh. Mereka membantu siswa mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) yang kesulitan saat belajar dari rumah.

“Selain membantu proses belajar dari rumah, mahasiswa juga harus menjaga kesehatan mental siswanya. Karena bukan perkara mudah bagi anak untuk belajar tanpa bimbingan guru dan tidak bisa lagi bermain bersama teman-temannya,” kata Nadiem menandaskan.

Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud, Nizam menambahkan, mahasiswa yang dilibatkan dalam program MDR sebagian besar adalah penerima beasiswa Bidikmisi yang ingin berdharma bakti. Adapun materi yang diajarkan kepada siswa sangat beragam, mulai dari belajar membaca, matematika hingga ilmu pengetahuan.

“Program MDR dilakukan mahasiswa relawan dengan cara mengajar disekitar lingkungan RT, RW, kampung hingga desa. Pembelajaran yang diberikan mulai dari pembelajaran literasi, numerasi dan kesenian. Dari keberhasilan itu, program MDR dilanjutkan angkatan kedua,” ucap Nizam.

Upaya yang dilakukan Kemdikbud mendapat pujian dari Ketua Satgas Covid-19 Nasional, Doni Monardo. Karena mampu mensinergikan program milik Satgas Covid-19 dengan program milik Kemdikbud.

Gerakan Mengubah Perilaku, menurut Doni Monardo menjadi penting. Karena hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada 14-21 september 2020 menunjukkan 17 persen dari 270 juta penduduk Indonesia atau setara dengan 44,9 juta orang yakin dirinya tidak mungkin terpapar Covid-19.

“Pernyataan semacam itu harus dibenahi, agar jumlah kasus covid-19 di Indonesia tidak terus meningkat. Harus ada orang-orang yang ikut menjelaskan kalau covid-19 itu ada dan nyata, bukan sebuah konspirasi,” ucapnya menegaskan.

Doni menambahkan, menaati protokol kesehatan tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan harus dilakukan secara terus menerus. Selain menaati 3M, masyarakat diingatkan untuk meningkatkan keimanan masing-masing.

“Karena keyakinan untuk berserah diri kepada Tuhan menjadi salah satu faktor meningkatnya imunitas tubuh,” ujarnya.

Hal senada dikemukakan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda. Program MDR diharapkan bisa ikut membantu pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Karena banyak orangtua yang kesulitan saat mendampingi anaknya belajar dari rumah.

“Lewat program ini, setidaknya kualitas pendidikan di Indonesia tetap terjaga selama masa pandemi,” katanya.

Pada akhir acara, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani memberi apresiasi kepada tiga terbaik volunteer MDR tahap 1 yang diwakili Ketua Umum BPP Permadani Diksi Nasional Rizal Maula. (Tri Wahyuni)