Dampak Pandemi, Perbaikan Pertumbuhan Ekonomi Antar Negara Belum Merata

0
Menkeu dan Gubernur BI menghadiri pertemuan daring para menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di bawah Presidensi Italia (the Second G20 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting / FMCBG) pada Rabu, 7 April 2021. (Ist)

JAKARTA (Suara Karya): Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 melihat tanda-tanda pemulihan ekonomi di dunia masih belum merata antarnegara. Salah satu sebabnya dipengaruhi oleh kecepatan vaksinasi.

Menurut mereka, prospek pertumbuhan ekonomi global menunjukkan perbaikan seiring dengan masifnya program vaksin di dunia serta berlanjutnya kebijakan extraordinary dalam menangani pandemi Covid-19.

“Kerja sama multilateral sangat dibutuhkan dalam memfasilitasi akses terhadap vaksin COVID-19 yang aman, efektif dan terjangkau. Setiap negara harus memiliki komitmen dalam menjamin akses dan distribusi vaksin bagi semua negara di dunia, demi mencapai pemulihan ekonomi global secara bersama-sama. Pandemi Covid-19 di dunia baru akan tuntas jika penyebaran di seluruh negara dunia tertangani”, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang disampaikan Humas Kemenkeu di Jakarta, Jumat (9/4/21).

Menkeu dan Gubernur BI menghadiri pertemuan daring para menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di bawah Presidensi Italia (the Second G20 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting / FMCBG) pada Rabu, 7 April 2021.

FMCBG dipimpin oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Italia, dan dihadiri oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20, Bank Dunia, IMF dan Lembaga Internasional lainnya serta negara undangan. FMCBG membahas respons kebijakan G20 terhadap tantangan global penanganan pandemi termasuk ketersediaan vaksin untuk semua, dan perpajakan internasional.

G20 menekankan kembali komitmennya untuk menghindari penarikan stimulus terlalu dini. Seluruh instrumen kebijakan yang dimiliki negara-negara G20 masih dibutuhkan untuk menangani pandemi dari sisi kesehatan, memulihkan ekonomi melalui perlindungan sosial, mendukung pemulihan global, memerangi ketimpangan, memperkuat stabilitas sistem keuangan, dan menjaga kesinambungan fiskal jangka panjang.

Disebutkan, prinsip-prinsip yang menjadi pedoman G20 dalam merespon terhadap tantangan global ini tertuang dalam Rencana Aksi G20 (G20 Action Plan).

Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani mengatakan bahwa kebijakan penanganan pandemi dan upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia telah sejalan dengan arah kebijakan G20 yang tertuang dalam G20 Action Plan.

“Pemerintah Indonesia melanjutkan dukungan kebijakan yang diperlukan, termasuk dukungan fiskal, serta melakukan reformasi struktural guna mendukung pemulihan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan,” ujarnya. (dra)