Dari Upacara HUT Ke-76 RI, Mendikbudristek Bicara Keberagaman

0

JAKARTA (Suara Karya): Mengenakan pakaian adat Bali, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengikuti Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia dari halaman Kantor Kemdikbudristek di Senayan, Selasa (17/8/21).

Upacara dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Merdeka yang digelar terbatas, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Sudah 76 tahun kita merdeka dan hidup dalam keberagaman. Mari tumbuhkan Indonesia dalam keberagaman,” kata Nadiem dalam akun media sosialnya yang diunggahnya usai upacara tersebut.

Mendikbudristek pada kesempatan itu didampingi para pejabat eselon 1, antara lain Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal, Ainun Na’im yang memakai pakaian adat Betawi; Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengenakan pakaian adat Dayak; Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Jumeri dan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Iwan Syahril yang sama-sama mengenakan pakaian adat Betawi.

Kemudian ada Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid dengan pakaian adat Nusa Tenggara Barat (NTB); Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek), Nizam memakai pakaian adat Batak; Inspektur Jenderal, Chatarina Muliana Girsang mengenakan pakaian adat Nusa Tenggara Timur (NTT); Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Anindito Aditomo memakai pakaian adat Jawa Tengah; serta Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, E Aminudin Aziz mengenakan pakaian adat Sunda.

Mendikbudristek menambahkan, pandemi telah mengubah cara anak dalam belajar. Perubahan itu memang tidak selalu nyaman, tetapi harus dapat diubah menjadi peluang untuk mewujudkan cita-cita.

“Harapan Indonesia untuk tumbuh menjadi negara dan bangsa yang unggul, hanya bisa diraih jika setiap anak Indonesia mendapat pendidikan yang berkualitas, tanpa belenggu, batasan atau kekerasan,” ujar Nadiem.

Mendikbudristek mengajak semua pihak bergotong royong untuk mewujudkan impian setiap anak Indonesia. Karena Gerakan Merdeka Belajar tidak akan berhasil tanpa dukungan semua lapisan masyarakat, sebagai agen perubahan.

Sebelumnya, pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI dan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senin (16/8/21), Presiden Joko Widodo mengatakan, pandemi covid-19 telah memberi perubahan besar dalam kehidupan, mengembangkan cara-cara baru, dengan meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan.

“Di tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berubah, berani untuk mengubah, dan berani untuk mengkreasi dengan hal-hal baru merupakan fondasi untuk membangun Indonesia Maju,” kata Kepala Negara.

Presiden mengungkapkan sinergi dunia pendidikan dan industri dalam mengembangkan kewirausahaan terus dipercepat melalui program Merdeka Belajar. Hal itu diharapkan dapat mengakselerasi kualitas sumber daya manusia (SDM) nasional, sekaligus meningkatkan daya saing industri dan produk dalam negeri.

Pembangunan SDM, lanjut Presiden, menjadi agenda prioritas Pemerintah. Indonesia harus bisa memanfaatkan bonus demografi dan siap menghadapi disrupsi teknologi. “Kita harus menyiapkan SDM yang produktif, inovatif, dan berdaya saing global dengan tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila, berakhlak mulia, dan menjaga jati diri budaya bangsa,” tuturnya.

Reformasi pendidikan akan dilanjutkan dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM melalui penguatan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah penggerak, pemerataan sarana prasarana pendidikan, menyelesaikan mismatch pendidikan dengan penguatan pendidikan vokasi, pengembangan riset terapan dan inovasi yang tersambung dengan industri dan masyarakat, program magang dan ‘teaching industry’.

Pemerintah akan memperkuat investasi di bidang pendidikan, antara lain perluasan program beasiswa, adopsi teknologi informasi dan komunikasi, pemajuan kebudayaan, penguatan perguruan tinggi kelas dunia, dan pengembangan riset dan inovasi. (Tri Wahyuni)