Dekatkan Budaya Bangsa ke Mahasiswa, UBL Gelar Eksibisi Wastra Nusantara

0

JAKARTA (Suara Karya): Universitas Budi Luhur (UBL) menggelar eksibisi Wastra (kain tradisional) Nusantara di kampus Ciledug, pada 14-15 Maret 2023. Beragam kegiatan dibuat untuk mendekatkan mahasiswa kepada budaya bangsa.

“Kegiatan semacam ini penting untuk mendekatkan lagi budaya Indonesia ke generasi muda, agar tidak terkikis perubahan zaman,” kata Rektor UBL, Wendi Useno saat membuka eksibisi Wastra Nusantara, Selasa (14/3/23).

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, Kasih Hanggoro; Dubes Sri Lanka untuk Indonesia, Laksamana Profesor Jayanath Colombage; dan Cultural Affairs Assistant for Youth Outreach, US Embassy Jakarta, Delia Vitananda.

Selain memamerkan puluhan wastra klasik milik Museum Batik Indonesia, ekshibisi juga menampilkan fashion show karya desainer asal Indonesia yang sudah go internasional, Nanang Sharna, serta demo membuat batik dan menenun dengan alat tradisional.

Fashion show yang menampilkan kreasi Nanang Sharna dibawakan secara apik oleh sekitar 30 mahasiswa Universitas Budi Luhur.

Wendi berharap, wastra Indonesia juga menarik perhatian anak muda sehingga mau melestarikannya. “Untuk itu, kami buat lomba desain batik kontemporer, dimana mahasiswa jadi belajar soal batik dan wastra lainnya,” katanya.

Gelaran Wastra Nusantara tak lepas dari hobi Ketua Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, Kasih Hanggoro. Ia mengaku suka batik sejak usia muda secara tak sengaja.

“Waktu SMP, saya mengalami kecelakaan sehingga tidak bisa kemana-mana. Supaya tidak bosan, ibu mendatangkan guru membatik ke rumah. Kegiatan jadi seru karena 4 sahabat yang nemani saya selama sakit juga ikut membatik,” ujarnya.

Pria yang akrab dipanggil Pak Aang itu berharap kecintaan terhadap wastra juga menular ke mahasiswanya. Sehingga kecintaan terhadap budaya bangsa tersebut semakin bertumbuh.

“Apalagi jika wastra bisa menjadi bagian dari fashion anak muda. Tak hanya melestarikan budaya bangsa, tapi juga meningkatkan perekonomian para pengrajinnya. Dan wastra akan dikenal secara global,” tuturnya.

Upaya UBL dalam upaya melestarikan wastra nusantara juga mendapat apresiasi dari Dubes Sri Lanka untuk Laksamana Profesor Jayanath Colombage. Katanya batik Indonesia lebih indah dan detail.

“Kami juga punya budaya membatik seperti Indonesia, tetapi motifnya lebih sederhana. Beda dengan batik Indonesia yang lebih indah dan detail dalam motif maupun warna,” ujarnya.

Ia mengaku senang diundang UBL dalam acara tersebut, sehingga mengetahui banyak ragam kain tradisional di Indonesia. (Tri Wahyuni)