Suara Karya

Dies Natalis ke-53 STP Trisakti Hadirkan Pakar Marketing Hermawan Kartajaya

JAKARTA (Suara Karya): Peringatan Dies Natalis ke-53 Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti, di Jakarta, Kamis (2/6/22) menghadirkan pakar marketing tingkat Asia, Hermawan Kartajaya. Ia menyoroti pentingnya ‘humanity’ di tengah perkembangan teknologi digital.

“Siapa bilang keberadaan manusia akan tergeser di era teknologi digital. Jika di era teknologi 4.0 itu mengedepankan produk digital, maka di era teknologi 5.0 kedepan harus ada unsur ‘humanity’ di dalamnya,” kata Hermawan yang juga pendiri sekaligus pimpinan MarkPlus.Inc tersebut.

Ia menjelaskan, ilmu marketing dibutuhkan untuk pengembangan semua bidang usaha, termasuk pariwisata. Namun sayangnya, marketing selalu dianggap sebagai bagian dari promosi. “Marketing itu bagaimana memenangkan kompetisi. Bukan cuma promosi,” ucapnya.

Karena itu, Hermawan meminta pada pengelola perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetensi soft skills lulusannya, tak sekadar hard skill. Karena kemampuan soft skill itulah yang membuat lulusan bisa berada di balik teknologi digital.

“Karena itu saya membahas soal humanity in technologi, karena teknologi tidak bisa berkembang sendirian. Butuh humanity di dalamnya,” ucapnya.

Hermawan Kartajaya juga memberi apresiasi atas pencapaian akademis STP Trisakti, karena tak saja menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri dari beragam negara, mulai dari China, Swiss, Thailand dan Malaysia. Karena saat ini eranya kampus saling berkolaborasi, tak bisa berkembang sendirian.

“STP Trisaksi ini luar biasa, bisa menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri. Bahkan, katanya memiliki program doktoral pariwisata. Itu artinya, STP Trisakti memiliki visi jauh kedepan,” tuturnya.

Ketua STP Trisakti, Fetty Asmaniati dalam sambutannya memaparkan sejumlah rencana kerja di masa depan. Diantaranya, membangun ‘university branding’ melalui ‘global networking for global partnership’; menjadi pusat pengembangan ilmu pariwisata tingkat nasional maupun internasional melalui pendekatan ‘bio-eco-socio-cultural’.

Selain itu, STP Trisakti juga bertekad menjadi pusat penyelenggaraan kegiatan akademik yang unggul berstandar nasional dan internasional; menjadi pusat penelitian yang unggul sesuai perkembangan Iptek yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

“Upaya itu bukan mustahil diraih. Saat ini ada beberapa prestasi yang diraih dosen STP Trisakti. Misalkan, Dr Hera Oktadiana, CHE yang ditunjuk sebagai Editorial Board Journal of Hospitality and Tourism Insight (Scopus) oleh Publisher Emerald, tahun 2021,” kata Fetty.

Selain juga ada Puspita Ayu Permatasari, Ph.D yang meraih Rank 6 Grand Challenger pada kompetisi iwarebatik Internasional Hackathon Event 2021. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan doktornya di Universita Della Svizerra Italiana (USI) Lugano dengan predikat magna cumlaude.

Prestasi STP Trisakti lainnya adalah pengembangan desa wisata di sejumlah daerah di Indonesia, yaitu Desa Cibuntu dan Desa Cikolelet. Upaya itu mendapat penghargaan pada Malam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang digelar Kemenparekraf pada 7 Desember 2021.

Desa Cibuntu mendapat Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan dan Desa Cikolelet mendapatkan award kategori Desa Wisata Rintisan dan Desa Wisata Terfavorit atas respons netizen dalam vote video Youtube. (Tri Wahyuni)

Related posts