Digelar Daring, Siswa Indonesia Raih 4 Medali Olimpiade Kimia di Turki

0
(Suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Siswa Indonesia berhasil meraih 4 medali dalam kompetisi Olimpiade Kimia Internasional (IChO) ke-52 yang digelar di Kota Istanbul, Turki pada akhir Juli 2020 lalu. Perhelatan tersebut diikuti 235 siswa dari 60 negara yang terdaftar pada IChO 2020.

“Karena pandemi corona virus disease (covid-19), IChO tahun ini digelar secara virtual melalui kanal zoom,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Kapuspresnas), Asep Sukmayadi dalam acara nonton bareng dengan tim IChO Indonesia, Kamis (30/7/20).

Asep menyebut peraih dua medali perak adalah Mark Susanto dari SMAK BPK Penabur 1 Jakarta dan Ivan Candra Gunawan dari SMAK Petra 2 Surabaya. Sedangkan peraih dua medali perunggu adalah Rifqi Naufal Abdjul dari SMAN 81 Jakarta dan Steven William dari SMAK Petra 1 Surabaya.

“Tahun ini tuan rumah IChO ke-52 adalah Turki. Ada 4 siswa Indonesia yang ikut kompetisi. Dan semuanya berhasil meraih medali,” ujarnya.

Ditambahkan, medali yang diraih siswa pada IChO 2020 merupakan pencapaian prestasi tingkat internasional yang diterima pertama kali sejak Pusat Prestasi Nasional Kemdikbud dibentuk. Diharapkan, perolehan medali tingkat internasional di bidang lainnya dapat menyusul di masa mendatang.

Ketua Panitia Akademik IChO 2020, Profesor Arif Dasganmen dalam pidato penutupannya menjelaskan, kompetisi IChO terpaksa digelar secara online atau daring karena situasi pandemi covid-19. Kompetisi tetap dilaksanakan, dengan pertimbangan sudah banyak siswa dan guru yang sudah berlatih keras tahun ini agar bisa ikut kompetisi tersebut.

“Kami menghargai kerja keras siswa, guru dan orangtua yang ingin berkompetisi di IChO, tetapi situasi pandemi ini tidak bisa diabaikan. Berkat kemajuan teknologi, kami putuskan kompetisi digelar secara online,” ujarnya.

Ditambahkan, konpetisi bertajuk “Chemistry for a Better Tomorrow” diikuti 235 siswa dari 60 negara yang terdaftar pada IChO 2020. Dari jumlah itu, 8 negara sebagai observer dan 20 negara tidak dapat berpartisipasi dengan alasan belum melalukan seleksi peserta tingkat nasional di negaranya. (Tri Wahyuni)