JAKARTA (Suara Karya): Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) akhirnya ‘topping off’ atas pembangunan Gedung Smart Automation Workshop (SAW) bernilai Rp142 miliar.
Proyek yang didanai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema tahun jamak (multiyear) itu merupakan bentuk dukungan pemerintah untuk peningkatan kualitas pendidikan di perguruan tinggi.
“Pembangunan ini, jangan dilihat dari fisik semata, tetapi bagaimana gedung ini dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas mahasiswa dalam perkuliahan,” kata Dirjen Kiki dalam sambutannya saat ‘Topping Off’ gedung SAW di kampus PENS, Kamis (15/12/22).
Proyek pembangunan gedung SAW ditargetkan rampung pada November 2023. Gedung tersebut menjadi salah satu proyek yang paling ditunggu realisasi dan pemanfaatannya.
Kiki menjelaskan, pembangunan gedung baru tersebut dilakukan karena PENS saat ini terus berkembang menjadi salah satu perguruan tinggi vokasi unggulan di Indonesia.
Penambahan gedung baru itu diharapkan akan lahir lulusan yang memiliki daya saing tinggi, serta menjadi individu yang memiliki keahlian dan kepribadian yang mumpuni agar mampu meraih sukses di masa depan.
“Gedung ini tak hanya digunakan untuk kuliah, tetapi juga ruang-ruang pembelajaran berbasis proyek, produk, maupun masalah untuk dibahas bersama guna memperkaya kompetensi mahasiswa PENS,” ujarnya.
Direktur PENS, Aliridho Barakbah, mengatakan, pembangunan gedung SAW dilatarbelakangi oleh kebutuhan sarana prasarana belajar mahasiswa yang sudah melebihi kapasitas.
“Tingkat kepadatan mahasiswa PENS saat ini sudah mencapai 0,4 meter persegi per mahasiswa atau melebihi standar yang ditetapkan, yakni dua meter persegi per mahasiswa,” kata Aliridho.
Kondisi itu membuat suasana luar kelas kerap menjadi begitu riuh layaknya pasar setelah kelas selesai. Luas PENS saat ini sekitar 4,3 hektare dan dihuni sekitar 3 ribu mahasiswa.
Tak hanya soal kepadatan mahasiswa, PENS juga belum memiliki bengkel atau workshop khusus untuk mendukung pembelajaran yang lebih optimal. Padahal, keberadaan bengkel maupun workshop merupakan hal penting untuk pengembangan kompetensi mahasiswa.
“Selama ini kebutuhan bengkel menggunakan kelas-kelas. Sehingga suasana belajar mahasiswa menjadi kurang nyaman,” tutur Ali.
I berharap, keberadaan gedung SAW nantinya dapat menunjang pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif, menyenangkan, dan efektif bagi mahasiswa.
Kehadiran gedung baru itu juga diharapkan dapat mendukung rencana strategis (Renstra) yang disusun PENS untuk meningkatkan target mahasiswa hingga 7 ribu mahasiswa.
Sementara itu, Project Manager Pembangunan Gedung SAW dari PT Adhi Karya, Abdul Somad, mengatakan proses ‘topping off’ menjadi batu loncatan bagi pembangunan Gedung SAW yang peletakan batu pertamanya pada Agustus 2022 lalu.
“Berkat kerja keras seluruh pihak, pekerjaan struktur bangunan pada Desember ini sudah mencapai 99 persen dengan nilai kontrak sudah mencapai 41 persen,” kata Abdul Somad.
Proses pembangunan gedung 12 lantai itu dilengkapi sejumlah teknologi canggih. Salah satunya augmented reality (AR), di mana masyarakat bisa melihat gambaran setiap ruangan atau lantai dalam bangunan tersebut secara utuh nantinya setelah gedung benar-benar beroperasi.
“Jadi, ketika terjadi ketidaksesuaian antara kondisi riil bangunan dengan desain yang dirancang akan segera diketahui,” kata Abdul Somad.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja; Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Henri Tambunan; Pelaksana tugas (Plt) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Uuf Brajawidagda; Plt Sesditjen Diksi, Saryadi; serta sejumlah pimpinan politeknik negeri. (Tri Wahyuni)