Dihadiri Menaker, Institut Pariwisata Trisakti Gelar Wisuda Perdana Program Doktor

0

JAKARTA (Suara Karya): Institut Pariwisata Trisakti akhirnya menelurkan juga lulusan program doktoralnya. Wisuda perdana program doktor tersebut dilakukan bersamaan dengan wisuda program S1 dan S2, di Jakarta, Kamis (12/10/23).

Hadir Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah sebagai pembicara kunci.

Menaker didampingi Rektor Institut Pariwisata Trisakti, Fetty Asmaniati memberi penghargaan kepada peraih medali emas kompetisi World Skills ASEAN 2023 di Singapura, Athiya Azzahra.

Menaker mengingatkan wisudawan bahwa gelar sarjana tak sekadar sebagai pengakuan akademik atas bidang tertentu, tetapi juga memiliki tanggung jawab atas ilmu yang dipelajari dan marwah profesi yang harus dijunjung tinggi.

Karena itu, Ida menilai pentingnya sarjana memiliki kompetensi, agar mampu bersaing di dunia kerja. Mengingat saat ini, ada sekitar 940 ribu pengangguran terdidik. Jumlah terbanyak pada kelompok perempuan di wilayah perkotaan.

“Saya berharap lulusan Institut Pariwisata Trisakti tidak ikut menambah angka pengangguran terdidik tersebut,” ucap Ida.

Ida bersyukur dunia pariwisata di Indonesia, maupun di dunia sudah mulai bangkit setelah pandemi yang panjang. Sehingga lulusan Institut Pariwisata Trisakti dapat segera terserap di dunia kerja.

Ida juga mengingatkan wisudawan untuk memiliki keterampilan lain, selain yang diperoleh dari kampus. Karena beberapa tahun kedepan, ada banyak jenis pekerjaan yang hilang akibat lompatan teknologi digital dan Artificial Intelligence (AI).

“Meski ada banyak jenis pekerjaan yang hilang, tetapi juga akan ada banyak pekerjaan jenis baru yang muncul. Kenali pekerjaan itu apa saja, lalu cari kompetensinya,” ujarnya

Salah satu keunggulan dari Indonesia, menurut Ida, memiliki bonus demografi. Jika bonus tersebut bisa dikelola pemerintah dengan baik, maka Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara maju pada 2045.

“Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah angkatan kerja terbanyak di Asia,” katanya.

Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia, Ida menyebut, upaya yang telah dilakukan Kemenaker, antara lain membangun Balai Latihan Kerja (BLK) di banyak wilayah di Indonesia. Sehingga kompetensi SDM Indonesia sesuai dengan kebutuhan industri.

“Upaya yang dilakukan pemerintah itu harus didukung individunya, dengan giat meningkatkan kualitas diri lewat pelatihan,” kata Ida menandaskan.

Rektor Institut Pariwisata Trisakti, Fetty Asmaniati menyebutkan, jumlah wisudawan kali ini mencapai 568 orang dan 7 orang diantaranya adalah lulusan program doktor ilmu pariwisata.

“Semoga lulusan Institut Pariwisata Trisakti dapat terserap di dunia kerja dengan baik. Sehingga tidak menambah kekhawatiran Menaker tentang pengangguran terdidik dari Institut Pariwisata Trisakti,” ujarnya.

Fetty menambahkan, 60 persen lulusan tahun ini telah diterima di dunia kerja. Sisanya dalam proses mencari pekerjaan. Masa tunggu biasanya berlangsung hanya 6 bulan.

Untuk mahasiswa program double degree dengan kampus asing seperti IMI Switzerland dan Guilin Tourism University (GTU) China, langsung terserap bahkan sebelum lulus.

“Lulusan program double degree sudah bekerja di hotel-hotel yang ada di Hongkong dan Singapura. Kualitas lulusannya tak diragukan lagi,” ucap Fetty menegaskan.

Ditambahkan, kampus juga membantu lulusan yang belum kerja, dengan mengundang industri ke kampus untuk mengikuti Career & Internship Expo dan Job Fair

“Beberapa bulan lalu, kegiatan tersebut diikuti 65 industri perhotelan, restoran, travel biro dan airline. Expo tersebut tak hanya berguna buat lulusan, juga untuk mahasiswa yang sedang mencari tempat magang,” kata Fetty.

Institut Pariwisata Trisakti mewajibkan mahasiswanya magang industri sebanyak 2 kali semasa studi. Magang dilakukan pada semester 5 dan 7. Sehingga mahasiswa memiliki keterampilan yang mumpuni setelah lulus. (Tri Wahyuni)