Dikucurkan Dana 405 Miliar untuk Perguruan Tinggi Tangani Covid-19

0
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemdikbud, Paristiyanti Nurwardani. (Suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) kucurkan dana sekitar Rp405 miliar untuk perguruan tinggi guna membantu penanganan corona virus disease (covid-19) di Tanah Air.

Hal itu dikemukakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemdikbud, Paristiyanti Nurwardani dalam keterangan pers secara daring, Kamis (6/8/20) malam.

Dalam kesempatan itu, hadir perwakilan dari perguruan tinggi baik negeri maupun swasta penerima bantuan. Mereka memberi testimoni betapa bantuan APD, PCR dan reagen berguna untuk mempercepat proses pemeriksaan swab dalam penanganan covid-19.

Paris memaparkan, dana Rp405 miliar dipergunakan untuk membiayai sejumlah program, antara lain mahasiswa relawan untuk covid-19, peningkatan kualitas dan kapasitas rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran, penyediaan APD (Alat Pelindung Diri), reagen dan alat deteksi covid-19 dengan RT PCR serta pengembangan dan modifikasi produk inovasi untuk pengendalian covid-19.

“Sejak 1 Agustus lalu, Ditjen Dikti telah merekrut relawan mahasiswa covid-19 hingga 15.000 orang. Mereka berada di berbagai daerah di bawah koordinasi Fakultas Kedokteran (FK) di perguruan tinggi yang terlibat dalam penanganan covid-19,” tuturnya.

Ditambahkan, relawan mahasiswa akan memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk terhindar dari covid-19. Dana yang dialokasikan untuk kegiatan dan insentif relawan mahasiswa sekitar Rp45 miliar.

Selain kebutuhan akan tenaga manusia, lanjut Paris, penanganan covid-19 juga membutuhkan alat mutakhir untuk mempercepat proses identifikasi virus pada tubuh seseorang. Berkat ketersediaan 22 alat Polymerase Chain Reaction (PCR) di sejumlah rumah sakit pendidikan, proses pemeriksaan swab jadi semakin cepat.

“Jika sebelumnya, mereka hanya mampu melakukan indetifikasi virus untuk 5 ribu spesimen per hari, berkat adanya 22 alat PCR baru jadi bisa mengindentifikasi 11 ribu spesimen per hari,” katanya.

Disebutkan, dana yang dihabiskan untuk pembelian alat canggih itu, termasuk APD (alat pelindung diri) serta reagen-nya mencapai Rp145 miliar. Sementara sisa dana Rp205 miliar dipergunakan untuk realokasikan 25 rumah sakit dan fakultas kedokteran di perguruan tinggi negeri (PTN).

“Tercatat beberapa institusi kesehatan dari perguruan tinggi yang dilibatkan dalam penanganan covid-19, yaitu 15 rumah sakit pendidikan/rumah sakit akademik di PTN, 10 rumah sakit gigi dan mulut di PTN, 25 fakultas kedokteran di PTN dan 8 fakultas kedokteran di PTS,” tuturnya.

Ditambahkan, Ditjen Dikti ikut berkolaborasi dengan organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di 8 daerah dan 169 rumah sakit yang terdiri dari rumah sakit umum daerah, rumah sakit umum pusat dan rumah sakit perguruan tinggi swasta.

“Kami berharap upaya ini dapat membantu penanganan Covid-19 agar menjadi lebih baik. Dan korban meninggal akibat covid-19 juga semakin berkurang,” kata Paris menandaskan. (Tri Wahyuni)