Suara Karya

Direktur Eksekutif Energy Watch Apresiasi PLN, Saatnya Kini Dorong Peningkatan Pelayanan Kelistrikan

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan. (suarakarya.co.id/istimewa)

JAKARTA (Suara Karya): PLN dinilai telah bekerja maksimal dengan baik hingga berhasil melakukan recovery pertama pada saat terjadi blackout Minggu 4, Agustus 2019 pekan lalu. Kurang lebih enam jam upaya PLN hingga berhasil melakukan recovery pertama itu, suatu kinerja yang terbilang baik.

Hitungan waktu itu yakni sejak pemadaman pertama terjadi pada pukul 11.48 WIB, hingga kemudian listrik mengalir kembali di sejumlah tempat di Jawa Barat pada sore hari di tanggal yang sama.

Kecepatan kinerja PLN dalam memulihkan kondisi darurat tersebut dipandang Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan sudah cukup maksimal. “PLN sudah berusaha untuk melakukan normalisasi dengan maksimal dengan mengirimkan aliran listrik dari pembangkit lain di Jawa, sehingga ada wilayah yang sudah menyala dari jam 6 sore, ataupun jam 7-an, meski memang di beberapa wilayah lainnya masih padam. Tapi, setidaknya prioritas mereka dengan segera mengalirkan listrik ke Jakarta, membuktikan bahwa upaya mereka cukup maksimal,” jelas Mamit.

Mamit pun menilai bentuk kompensasi PLN sudah sesuai dengan Kepmen ESDM No 27 tahun 2017. “Kalau berdasarkan aturan yang lama kan 20 persen (untuk non adjustment) dan 35 persen (tarif adjusment, besarnya kompensasi yang bisa diberikan kepada masyarakat. Walaupun akhirnya, kalau tidak salah PLN akan menggratiskan atau memotong bea terdampak,” terang Mamit.

Mamit pun berkeberatan terhadap rencana penerapan aturan denda kompensasi yang lebih besar lagi kepada PLN. Pasalnya, aturan itu ditengarai akan semakin memberatkan beban keuangan PLN. Bahkan, denda yang besar itu bisa menyebabkan gangguan kelistrikan yang lebih besar lagi.

“Jadi saya kira, dengan denda yang sekarang pun, mau tidak mau PLN berpotensi kehilangan pendapatan hampir Rp1 triliun. Saya kira itu sudah cukup besar dan sangat memberatkan PLN. Jadi jika ide penerapan denda kepada PLN dan masyarakat akan digratiskan, jika terjadi pemadaman selama beberapa jam, itu akan lebih memberatkan PLN. Dengan tanggung jawab kelistrikan yang sebesar itu dan denda yang lebih besar lagi, malah bisa terjadi pemutusan aliran listrik lagi, blackout kembali,” ujar Mamit mengungkapkan kekhawatirannya.

PLN pun patut diberikan apresiasi. Pasalnya, selain bergerak cepat memulihkan pemadaman, PLN pun segera memastikan pemberian kompensasi kepada pelanggannya yang terdampak blackout. “Saya kira ini salah satu bentuk tanggung jawab PLN untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” urainya.

Tanpa adanya kenaikan tarif listrik sejak tahun 2017 pun, Mamit menilai PLN telah melakukan peningkatan layanan yang baik. “Sejak tahun 2017 tidak ada kenaikan tarif listrik. Jadi mereka melakukan efisiensi semaksimal mungkin sehingga PLN tidak terlalu banyak mengalami kerugian. Dengan begitu kita tahu bahwa PLN sudah melakukan peningkatan layanan tanpa adanya kenaikan tarif,” ujar Mamit.

Karena itu, menurut dia langkah terbaik yang harus didorong sekarang adalah wacana peningkatan mutu pelayanan PLN.

“PLN harus terus melakukan peningkatan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat. Saya melihatnya, kejadian yang kemarin semoga bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperbaiki lagi kekurangan yang ada selama ini,” harap Mamit.

Seharusnya Tetap Konsisten

Di sisi lain, Anggota DPR RI dari Komisi VI Sartono Hutomo memaparkan, PLN sebagai perusahaan yang telah berdiri selama puluhan tahun seharusnya tetap konsisten melakukan pengecekan berkala terhadap berbagai fasilitas dan jaringannya. Dengan demikian kondisi blackout kemarin bisa dihindari.

“Minimal PLN harus mengadakan cek rutin,” jelas Anggota DPR dari Fraksi Demokrat yang komisinya membidangi Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM & BUMN dan Standardisasi Nasional.

Pun demikian, Sartono mengaku pihaknya memberikan dukungan atas upaya keras PLN dalam memulihkan jaringannya kembali. “Jadi yang jelas, kami sangat support kerja keras PLN, kami juga akan memberikan dukungan yang sesuai kebutuhan PLN.

Di masa sidang berikutnya, Kami juga ingin tahu apa saja permasalahan PLN, mengapa bisa terjadi blackout. Dan kalau memang ada permasalahan yang perlu penguatan dan dukungan dari parlemen, kami dari DPR RI dan Komisi VI akan memberikan support supaya hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi,” jelas Sartono.

Dengan dukungan tersebut, Sartono berharap ke depannya tidak akan terulang kembali berbagai permasalahan yang terjadi saat ini. Sehingga kita bisa membahas permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan. Kita akan adakan evaluasi total. Karena PLN ini sangat strategis. Jadi kita harus memahami bagaimana peristiwa kemarin terjadi dan bagaimana agar berhenti semua persoalannya,” tegas Sartono. (Pram)

Related posts