Suara Karya

Dirjen Dikti: Pentingnya Tri Sentra Pendidikan dan Kearifan Nasional

JAKARTA (Suara Karya): Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Nizam mengingatkan pentingnya Tri Sentra Pendidikan dan Kearifan Nasional Indonesia. Supaya generasi muda kita tak mudah hanyut ke dalam budaya asing.

“Meski demikian, kemungkinan terjadinya akulturasi budaya asing ke dalam budaya Indonesia bisa saja terjadi. Karena itu, penting menjaga kearifan nasional dalam proses akulturasi budaya asing tersebut,” kata Nizam dalam Diskusi Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pembumian Pancasila yang digelar virtual, Sabtu (13/3/2021).

Nizam menerangkan, kunci penerapan Tri Sentra Pendidikan adalah keluarga sebagai inti dasar pembentukan karakter. Kedua, ekosistem sekolah seperti guru dan ruang kelas. Ketiga, pembelajaran bermakna serta menjadikan guru sebagai panutan dalam pendidikan.

“Penumbuhkembangan karakter harus dilakukan bersama, ekosistem dan budaya sekolah yang sehat, pembelajaran yang bermakna, guru sebagai panutan, lingkungan keluarga dan masyarakat yang menjadi 3 sentra pendidikan,” ujarnya.

Di pendidikan tinggi, lanjut Nizam, mata kuliah wajib sebagaimana diatur dalam pasal 35(3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yaitu agama, Pancasila, kewarganegaraan dan bahasa Indonesia sebagai bagian penting atau inti untuk membentuk karakter mahasiswa.

“Kampus sebagai penumbuh intelektual muda yang kritis tetapi tetap santun, karena kita punya adab dan akhlak mulia. Kesantunan adalah bagian dari akar budaya kita,” ucapnya.

Nizam pun berpesan, membangun komunikasi yang sehat antara masyarakat kampus harus saling asah-asih-asuh, diskursus akademik dan pengembangan diri mahasiswa yang holistik serta gotong royong semua pihak, perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan media. Hal itu juga penting dalam melahirkan pemimpin bangsa.

“Peluang dan tantangan untuk mewujudkan Indonesia emas adalah SDM unggul dan inovasi, insan pancasila yang berkarakter luhur, kompetitif, kreatif, inovatif dan adaftif. Melalui Kampus Merdeka, maka karakter, potensi dan kreativitas mahasiswa dapat tumbuh kembang dengan baik,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) Antonius Manurung menyebut 3 poin penting yaitu pendidikan harus menjadi pintu masuk utama pembumian Pancasila. Kedua, pendidikan harus menjadi pusat spiritualitas kehidupan. Dan terakhir, pendidikan harus menjadi pusat riset nasional untuk menyelesaikan kompleksitas permasalahan bangsa. (Tri Wahyuni)

Related posts