
JAKARTA (Suara Karya): Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemdikbud, Wikan Sakarinto mengingatkan, SMK Pusat Keunggulan tidak boleh menjadi menara gading. Keberadaan sekolah tersebut harus memberi imbas bagi sekolah lain.
“SMK Pusat Keunggulan tidak sama dengan sekolah favorit. Karena ada misi didalamnya, yakni mengajak SMK lainnya untuk sama-sama menjadi unggul,” kata Wikan dalam acara Bincang Pendidikan yang digelar virtual, Jumat (19/3/2021) petang.
Pembentukan SMk Pusat Keunggulan merupakan satu bagian dari kebijakan Merdeka Belajar (MB) yang digagas Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Program tersebut diluncurkan sebagai Merdeka Belajar Episode 8.
“Lewat SMK Pusat Keunggulan, kami ingin dorong seluruh SMK di Indonesia memiliki kualitas dan kinerja yang sama. Karena infrastuktur yang disiapkan pemerintah di SMK Pusat Keunggulan bisa digunakan bersama,” ucapnya.
Hal itu dilakukan, lanjut Wikan, guna memenuhi standar dunia kerja. Dengan begitu, lulusan SMK mendapat pekerjaan atau berwirausaha dalam satu tahun setelah kelulusan.
Wikan menjelaskan, selama ini Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan SMK terkait pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. Untuk itu, perlu solusi komprehensif guna menjawab tantangan dalam pembenahan SMK.
Pada 2019, Kemdikbud mulai melakukan transformasi pengembangan SMK melalui Program Revitalisasi SMK. Target program itu adalah 300 sekolah. Fokus kegiatan pada peningkatan mutu, kualitas sarana dan prasarana pembelajaran yang sesuai standar dunia kerja.
Pada 2020, mulai dirintis program SMK Center of Excellence (CoE) yang menyasar 491 sekolah dan 4.586 guru serta kepala sekolah. Fokus kegiatan pada pengembangan peningkatan pembelajaran dunia kerja, kompetensi guru dan kepala SMK, serta sarana dan prasarana.
“Program terus disempurnakan, hingga diluncurkan SMK Pusat Keunggulan pada 2021. Program itu diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi,” kata Wikan.
Ditambahkab, sekolah yang terpilih dalam SMK Pusat Keunggulan menjadi rujukan sekaligus pengimbasan bagi sekolah lain. Hal itu akan mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya.
“Jadi, programnya tak sekadar tandatangan naskah kerja sama, foto-foto, lalu masuk koran. Program itu harus mencakup seluruh unsur 8+i, sehingga pendidikan vokasi benar-benar ‘menikah’ dengan industri,” ujarnya.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemdikbud, Bakrun mengatakan, saat ini ada 3000 lebih SMK yang mendaftar ke Pusat Keunggulan SMK. “Proses seleksi akan dilakuoan transparan bersama akademisi dan forum rumah vokasi,” katanya.
Kepala Sekolah SMKN 1 Batam, Lea Suroso berharap, program SMK Pusat Keunggulan menjadi pendorong bagi banyak SMK untuk bermitra lebih erat dengan industri. Karena, kemitraan sekolah dengan industri sejatinya harus mampu mendongkrak pembelajaran yang aktif, inovatif dan dinamis bersama industri.
“Manfaat pelatihan bersama industri seperti ini akan membantu kami mengembangkan kualitas lulusan yang lebih vaik. Terlebih jika kami bisa “getok tular” pengalaman dan kemampuan ke SMK lainnya,” kata Lea. (Tri Wahyuni)