
JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek membuka kesempatan bagi dosen untuk menjadi Duta Kampus Merdeka. Tugasnya membawa perubahan di kampusnya masing-masing untuk akselerasi Program Kampus Merdeka.
Hal itu dikemukakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam dalam acara Pembekalan Duta Kampus Merdeka yang digelar secara virtual, Rabu (21/7/21).
Nizam menjelaskan, tugas lain dari Duta Kampus Merdeka adalah menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang produktif di berbagai bidang, baik sebagai peneliti, dosen, profesional atau wirausahawan. Pilihan itu disesuaikan dengan minat dan bakat mahasiswa.
Nizam menilai, perlu ada perubahan ‘mindset’ atau pola pikir dari para dosen sebagai pendidik. Pasalnya, selama ini mereka merasa apa yang dilakukan sudah terbaik, jika mahasiswa mengikuti mata kuliah yang ditawarkan. Sehingga mahasiswa bisa lulus, lalu diterima oleh dunia kerja.
“Lewat Program Kampus Merdeka, kami ingin mengubah mindset tersebut. Sehingga program Kampus Merdeka dapat terakselerasi dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti, M Sofwan Effendi menjelaskan, para Duta Kampus Merdeka akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga diharapkan memberi dampak yang luar biasa dalam menjalankan Program Kampus Merdeka. Sebagai kompensasi, para Duta Kampus Merdeka yang berhasil akan mendapat angka kredit dosen untuk penunjang kariernya.
Disebutkan tugas Duta Kampus Merdeka, antara lain, membantu dosen atau kepala prodi di kampus untuk menyelaraskan kurikulum dengan Program Kampus Merdeka. Upaya itu dapat dilakukan lewat lokakarya, sehingga para duta dapat menampung kekhawatiran kepala prodi sekaligus solusinya.
“Para duta juga melalukan bimbingan teknis restrukturisasi kurikulum. Selain sosialiasi kepada para dosen agar membimbing mahasiswa dalam kegiatan Kampus Merdeka yang mengacu pada Pedoman Operasional Beban Kerja Dosen 2021, terkait kegiatan bimbingan Kampus Merdeka,” tuturnya.
Ditambahkan, para duta juga rajin menggelar kegiatan sosialisasi di kalangan mahasiswa agar berpartisipasi dalam kegiatan Program Kampus Merdeka.
“Para Duta Kampus harus menjadi ‘agent of change’ di kampus maupun di lingkungannya. Jika diselaraskan dengan rencana strategis pendidikan tinggi Indonesia, maka aktivitas para dosen dalam mengakselerasi Kampus Merdeka akan memberi kontribusi maksimal dalam capaian misi diferensiasi setiap perguruan tinggi,” katanya menegaskan.
Sebelum melaksanakan tugas, Duta Kampus Merdeka dibekali dengan materi pembelajan, berupa pengalaman atau praktik baik dari perguruan tinggi yang telah memiliki konsep serta rancangan matang dalam implementasi Kampus Merdeka.
Hadir sebagai pembicara dalam acara pembekalan tersebut, Galang Lutiyanto dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dan Tatum Syarifah dari Universitas Bina Nusantara. Dari kalangan industri, hadir pemateri dari PT Paragon Technology dan Zenius yang menjadi mitra Kampus Merdeka. (Tri Wahyuni)