
JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) kembali menerima proposal pendanaan program penelitian dan pengabdian masyarakat tahun anggaran 2022.
“Pendanaan itu untuk meningkatkan riset dan inovasi di perguruan tinggi,” kata Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam dalam siaran pers, Senin (24/1/22).
Nizam menjelaskan, transformasi perguruan tinggi dalam penelitian dan inovasi terbagi dalam 2 skema pendanaan penelitian yakni Competitive Fund dan Matching Fund. Competitive Fund adalah kompetisi penelitian Kampus Merdeka bagi PTN dan PTS.
Sedangkan Matching Fund adalah terobosan untuk hilirisasi penelitian di perguruan tinggi dengan mitra baik kementerian/lembaga, nonkementerian, pemerintah daerah, dinas dan lainnya. Hilirisasi itu menggunakan platform Kedaireka.
Untuk skema Competitive Fund, Ditjen Diktiristek mengalokasikan anggaran sekitar 1,2 triliun, dengan rincian Rp100 miliar untuk memfasilitasi 10.000 dosen pemula PTN dan PTS dari klaster riset utama, madya, dan binaan.
“Dana Rp525 miliar untuk hilirisasi penelitian bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan PTS klaster utama dan madya, serta Rp575 miliar untuk hilirisasi penelitian untuk menjawab solusi negara bagi PTN Badan Hukum (BH) dan PTS klaster mandiri,” ujarnya.
Dana yang dialokasikan untuk Matching Fund sebesar Rp950 miliar untuk PTN dan PTS guba hilirisasi penelitian oleh perguruan tinggi dengan mitra melalui Kedaireka. Penelitian tersebut juga melibatkan mahasiswanya masing-masing.
“Dilibatkannya mahasiswa, karena pendidikan tinggi menyiapkan sumber daya manusia masa depan yang kreatif, inovatif, dan tanggap terhadap masalah,” ujarnya.
Nizam berharap mahasiswa yang terlibat dalam penelitian mendapatkan haknya berupa satuan kredit semester (SKS). Lantaran kompetensi yang didapat mahasiswa selama menjadi asisten dosen dalam penelitian sangat besar, dibandingkan mereka dapatkan dalam kelas.
“Libatkan mahasiswa, berikan dia SKS, dan bimbingan secara intensif. Sehingga karya yang dihasilkan dosen dan mahasiswa adalah benar dikerjakan secara serius,” ucapnya.
Terkait hilirisasi produk penelitian, Nizam menekankan pentingnya pelibatan mitra industri sedini, agar agenda riset di perguruan tinggi relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
Melalui platform Kedaireka, Nizam berharap terjadi peningkatan relevansi dari penelitian, baik dalam dana dan kesesuaian dengan kebutuhan pasar.
Plt Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Ditjen Diktiristek Teuku Faisal Fathani menyampaikan, transformasi dana pemerintah dalam penelitian dilakukan guna mendukung kebijakan Kampus Merdeka dan mencapai 8 indikator kinerja utama (IKU). Khususnya IKU ke-5 yaitu hasil kerja dosen dapat digunakan masyarakat atau mendapat rekognisi internasional.
Dalam penerimaan proposal penelitian, disebutkan ada 5 bidang utama yang difokuskan, yakni Green Economy, Blue Economy, Digital Economy, Pariwisata, dan Kemandirian Kesehatan. Untuk kegiatan pengabdian masyarakat, akan difokuskan pada teknologi tepat guna dan science, technology, engineering and mathematics (STEM).
Ada linimasa untuk program penelitian dan pengabdian masyarakat. Program tersebut dimulai dari pengunggahan proposal pada 25 Januari hingga 10 Februari 2022. Proses seleksi dilakukan hingga akhir Februari. Pengumuman penerima dana pada awal Maret 2022. Termasuk tandatangan kontrak penelitiannya.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada Maret hingga Desember. Laporan akhir dilakukan Desember 2022.
Disebutkqn 2 seleksi proposal yaitu seleksi administrasi dan substansi. Selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) atas penelitian multi tahun (lanjutan) secara ketat dengan memvalidasi kuota dan rekam jejak.
Sehingga bisa dipilih penelitian mana yang berkelanjutan dan besaran dana yang akan dikelola. (Tri Wahyuni)