Ditjen Diktiristek Luncurkan 4 Aplikasi Baru dan Fasilitas Berbasis AI

0

JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Ristek dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) meluncurkan 4 aplikasi baru dan fasilitas layanan ‘Dikti AI Centre’. Hal itu dilakukan untuk mendukung akselerasi transformasi digital di jenjang pendidikan tinggi.

Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Diktiristek, Kemdikbudristek, Nizam dalam acara peluncuran secara digital, Senin (3/1/22) menyebut, ke-4 aplikasi terbaru itu adalah Sistem Informasi Kelembagaan (SIAGA), Satu Dikti, Single Sign-On (SSO) dan Neo Feeder.

“Upaya ini bagian dari akselerasi kemajuan ‘Artificial Intellegence’ (AI) agar lebih pelayanan bisa lebih transparan. Fasilitas tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh perguruan tinggi secara optimal,” tuturnya.

Nizam menjelaskan, Dikti AI Centre akan membantu mahasiswa yang butuh akselerasi dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan turunannya. Teknologi AI akan mempercepat proses pelayanan.

“Pelayanan dilakukan secara tranparan. Karena integritas sistem menjadi utama,” ucap Nizam menegaskan.

Ditambahkan, Dikti AI Centre telah menjalin kerja sama dengan beberapa pihak yang diharapkan mendatangkan beragam manfaat bagi riset-riset yang ada di masyarakat. Beberapa kerja sama dengan industri menggunakan ‘super computer’ yang muaranya pada riset di berbagai bidang, mulai dari kesehatan, kebijakan, kota pintar, pertanian pintar dan lainnya.

“Karena menggunakan ‘super computer’ diharapkan terjadi kolaborasi antara kemdikbudristek dengan perguruan tinggi dan industri,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Ditjen Diktiristek, Paristiyanti Nurwardani menilai perlunya peningkatan kualitas talenta digital AI lewat beragam pelatihan agar ribuan mahasiswa bertalenta dapat sertifikat nasional.

Ia memaparkan, Indonesia pada 2035 memerlukan 90 juta talenta digital untuk menyiapkan ahli kompetensi mahasiswa yang memiliki sertifikat di bidang AI. Di tahun 2021, Ditjen Diktiristek telah menyiapkan lebih dari 62 ribu talenta digital.

“Pada 2022, kami akan menyiapkan pelatihan digital guba meningkatkan talenta hingga 200 ribu mahasiswa. Mereka dapat sertifikat nasional maupun internasional. Jumlahnya akan dilipatkan pada 2023 hingga 3 kali lipat hingga mencapai 600 ribu mahasiswa,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek, Ridwan mengatakan perilisan aplikasi merupakan salah satu bentuk peningkatan layanan Ditjen Diktiristek bagi perguruan tinggi.

Untuk layanan bidang kelembagaan, Ridwab berharap perguruan tinggi akademik dan badan layanan penyelenggaraan perguruan tinggi akademik dapat memanfaatkan sistem SIAGA dengan baik.

“Semoga proses usulan, perubahan, pendirian dan pembukaan prodi seluruh Indonesia yang berada di bawah Kemdikbudristek dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Proses ini akan berjalan baik di masa mendatang sebagai pengganti sistem lama,” katanya.

Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi yang hadir dalam acara, menilai peluncuran aplikasi dapat memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur di Indonesia.

Karena tujuan dari data atau AI adalah menciptakan SDM berkualitas berbasis ilmu pengetahuan, sains, teknologi dan humaniora. Karena itu, masa depan AI menjadi tantangan dan kelangkaan yang luar biasa di bidang infrastruktur dan SDM.

“Untuk infrastruktur, perguruan tinggi yang tidak memiliki AI center bisa menggunakan ‘platform’ dari Ditjen Dikti. Mahasiswa juga bisa memanfaatkan untuk membuat suatu ‘modelling big data’ AI, yang bisa dijadikan produk ataupun ‘company’,” ujarnya.

Ke-4 aplikasi dan layanan yang dirilis, memiliki fungsi masing-masing yang bertujuan untuk memudahkan insan Dikti dalam mengakses layanan dan program milik Ditjen Diktiristek.

Aplikasi pertama adalah SIAGA atau Sistem Informasi Kelembagaan. Hal itu merupakan platform perizinan yang memberi fasilitas kepada masyarakat untuk pendirian atau perubahan perguruan tinggi akademik dan pembukaan program studi.

SIAGA didesain memanfaatkan algoritma cerdas dan dibangun berdasarkan munculnya permasalahan di lapangan terkait dengan perizinan.

SIAGA berkomitmen memberi jaminan layanan yang lebih cepat dan transparan dengan cara otomatisasi proses perizinan dengan memangkas rantai birokrasi yang panjang, yang selama ini dilakukan secara manual.

Aplikasi kedua adalah Satu Dikti, yaitu platform terintegrasi yang mendukung berbagai layanan pada perguruan tinggi. Aplikasi ini menyediakan layanan unggulan yang memberi kemudahan akses informasi dunia pendidikan tinggi.

Aplikasi ketiga adalah Single Sign-On. SSO adalah metode yang memudahkan pengguna untuk melakukan login di berbagai situs maupun aplikasi. SSO Ditjen Diktiristek menjadi layanan autentikasi yang memungkinkan pengguna memakai satu akun pada satu halaman saja, guna mengakses berbagai layanan program Ditjen Diktiristek.

Aplikasi keempat adalah Neo Feeder yang merupakan versi terbaru dari aplikasi PDDikti Feeder yang digunakan untuk sinkronisasi data perguruan tinggi ke data base Forlap.

Melalui pembaruan ini, Neo Feeder menawarkan berbagai kemudahan baru, di antaranya integrasi dengan Kampus Merdeka, pendataan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), proses prefill lebih cepat, pembaharuan teknologi ‘microservices’, dan multi ‘platform operating system’.

Aplikasi itu juga memberi kemudahan langsung ‘update’ di aplikasi, tampilan yang lebih segar, serta didukung inovasi teknologi terbaru yang diharapkan dapat mempermudah para pengelola data di perguruan tinggi dalam proses pelaporan dan sinkronisasi data.

Layanan terakhir adalah Dikti AI Centre yang memiliki server komputasi berkemampuan tinggi. Fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan secara terbuka oleh semua insan Dikti di Indonesia.

Super komputer itu memiliki kapasitas komputasi hingga 25 Petaflops dan sangat mumpuni untuk pengembangan AI. Fasilitas tersebut untuk menciptakan talenta AI nasional melalui berbagai kegiatan pelatihan maupun pendidikan yang bekerja sama dengan industri terkait program MBKM.

Fasilitas tersebut juga digunakan perguruan tinggi dan mitra untuk menghasilkan inovasi di bidang AI yang dapat menjawab kebutuhan industri dan lembaga pemerintah. (Tri Wahyuni)