Suara Karya

Dongkrak Produksi Migas, Mahasiswa UPER Sabet Juara di AI Academy

JAKARTA (Suara Karya): Mahasiswa Universitas Pertamina (UPER) berhasil menyabet juara pertama dalam ‘final capstone project’ di AI Academy. Mereka mengembangkan program AI bertajuk ‘Alpha Infill: An Integrated Machine Learning Tools to Predict “Sweet” Infill Well Location’.

Mahasiswa berprestasi itu adalah Muhammad Naufal Septifiandi, Ferdiansyah Rahman, Muhammad Amien M Hilman, dan Indrian Ellies.

Program AI tersebut digunakan untuk meningkatkan produktivitas lapangan minyak bumi yang berpotensi memiliki hidrokarbon tinggi, namun belum sepenuhnya tereksploitasi. Sehingga proses eksplorasi migas bisa berjalan cepat, efektif dan efisien.

“Alpha Infill bekerja dibantu model ML yang kami buat, yakni KMeans Clustering, Extra Tree Classifier, dan Kriging yang masing-masing berfungsi untuk mengukur kualitas produksi dan produktivitas sumur, memprediksi sifat batuan reservoir, hingga lokasi pengeboran yang paling baik untuk infill drilling,” kata Naufal secara daring, Kamis (8/12/22).

Hasil dari infill drilling itulah yang akan meningkatkan produktivitas pada suatu lapangan minyak bumi. Tak hanya itu, Naufal dan tim membuat dashboard interaktif dengan menggunakan Dataiku.

Dashboard itu digunakan untuk melakukan proses machine learning dari awal hingga akhir secara interaktif, tanpa perlu melakukan proses coding yang rumit.

Sebagai informasi, AI Academy adalah pelatihan yang dikembangkan bersama Schlumberger Indonesia dengan UPER dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pelatihan yang digelar 8 Agustus hingga 23 September 2022 meluluskan 30 peserta pelatihan dari UPER.

Digitalisasi dalam industri migas menjadi penting karena data Kementerian ESDM mencatat, dalam lima tahun terakhir, produksi minyak bumi Indonesia menurun sebesar 36 persen dan 56 persen.

Hingga 2020, cadangan minyak terbukti di Indonesia berkisar 2,4 ribu barrel. Sedangkan cadangan gas terbukti diperkirakan sebanyak 43,57 TSCF.

Berbicara dalam acara AI Academy Graduation, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menyebut pemanfaatan artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML) dapat mempercepat perkembangan industri migas di Indonesia.

“Pemerintah telah memetakan daerah yang kaya akan gas mulai dari ujung barat hingga bagian timur Indonesia. Beberapa wilayah yang berpotensi besar ada di Andaman II, Lombok, Masela, dan Indonesia Deepwater Development,” ujarnya.

Karena itu, lanjut Tutuka, pihaknya berharap AI dan big data dapat memberi lebih banyak peluang untuk membuat keputusan secara lebih cepat dan tepat.

Hal senada dikemukakan Managing Director Schlumberger Indonesia, Devan Keith K Jeya Raj. Katanya, pelatihan AI Academy merupakan bentuk komitmen Schlumberger Indonesia dalam menemukan bakat-bakat baru dalam teknologi AI.

“Para lulusan AI Academy kini memiliki tanggung jawab yang cukup berat untuk membantu Indonesia mengejar target produksi migas sebanyak 1 juta barel minyak dan 12 miliar BSCDF gas pada 2030,” tutur Devan.

Sementara itu, Rektor Universitas Pertamina, Prof I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, mengatakan, guna mendukung pengembangan digitalisasi dalam industri migas, UPER menyiapkan kurikulum pembelajaran Kecerdasan Buatan di Industri Minyak dan Gas pada program studi Teknik Perminyakan.

“Dalam mata kuliah itu, mahasiswa diperkenalkan AI dan dasar-dasar pemrograman. Lewat pelatihan AI Academy, mahasiswa dapat mengasah pengetahuan dan skill yang diperlukan dalam penerapan AI dan ML di industri migas,” ucap Prof Wira. (Tri Wahyuni)

Related posts