
JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen Aptika Kemkominfo) mengadakan tahap Ignition, yang menjadi awal Program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital 2022. Program tersebut bertajuk Indonesia Maju #MulaidariKamu.
Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan dalam siaran pers, Selasa (13/9/22) berharap kegiatan tersebut dapat menjadi wadah bagi calon ‘founder’ dalam membangun koneksi dengan ekosistem startup digital di Indonesia.
Tahapan Ignition yang mengangkat tema ‘Inovasi Menuju Kebangkitkan Ekonomi Digital’ digelar secara hibrida, yaitu 400 orang secara luring dan 20 ribu orang secara daring. Rangkaian kegiatan bisa diakses melalui landing page event ignition.1000startupdigital.id.
Kegiatan tersebut menghadirkan 37 pembicara dan moderator yang memberi pengalamannya dalam dunia startup. Mereka berasal dari berbagai perusahaan startup seperti GoTo, Bukalapak, Sirclo, ASTRO, Fintopia, Ruangguru, Jejakin, ANGIN, maupun milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Sarinah dan
instansi lain seperti Apple Developer Academy @BINUS.
Semuel menambahkan, pertumbuhan ekonomi digital setiap tahun terus bertambah. Saat ini ada sekitar 27 juta pengguna baru, dimana 60 persen masyarakat bertransaksi aktif di ruang digital.
Kondisi itu, lanjut Semuel, menjadi dasar terciptanya kegiatan 1000 Startup Digital. Orang harus jeli dalam melihat peluang. Yang terlihat sederhana, tetapi bisa memberi solusi bisa menjadi peluang untuk dikembangkan sebagai startup.
“Kami berharap pengembangan startup di Indonesia dapat ikut membangun ekonomi bangsa,” ujarnya.
Selain startup, Semuel menambahkan, pihaknya juga membantu Usaha mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memanfaatkan ruang digital. Program itu dilaksanakan di 20 kota. Tak hanya Kemkominfo tetapi juga menggandeng Kementerian dan lembaga lain hingga swasta untuk menjawab tantangan digital yang ada.
Sementara itu, Koordinator 1000 Startup Digital, Sonny Hendra Sudaryana mengapresiasi para founders startup yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Diharapkan, 1000 Startup bisa merupakan wadah bagi anak bangsa untuk mulai bergerak memajukan Indonesia lewat dunia digital.
“Kita perlu putra daerah yang bisa
memberi solusi baru bagi masalah yang ada di wilayahnya. Banyak anak muda Indonesia yang ingin berkarya dan membuat sesuatu, tapi tidak tahu harus kemana dan bertemu siapa, karena tidak
memiliki network,” ujarnya.
Lewat gerakan 1000 Startup, Sonny percaya impian itu bisa diraih dengan cara menyediakan resources yg dibutuhkan untuk berdaya dan berkarya di era internet ini.
Tahapan Ignition terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu tech conference, ecosystem networking, serta startup showcase & demo day. Dalam tech conference, para early-founder dan calon startup founder mengikuti kegiatan seminar dengan berbagai topik seputar perkembangan, serta potensi dari startup digital di Indonesia saat ini.
Kegiatan terdiri dari 12 sesi dengan 4 tema utama berupa startup skills seperti hacker, hipster, hustler; teknologi; sektoral; dan industri.
Kegiatan ecosystem networking adalah wadah diskusi pada sesi networking lunch sebagai jembatan bagi para pelaku startup untuk berkolaborasi
dengan stakeholder startup digital.
Kegiatan startup showcase dan demo day merupakan kesempatan bagi alumni Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, alumni Hatch! by 1000 Startup Digital batch pertama, dan alumni Startup Studio Indonesia untuk memperkenalkan produknya secara offline di booth yang tersedia, maupun secara online di platform Ignition Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Sedangkan kegiatan demo day, startup terpilih binaan program Hatch! by 1000 Startup Digital batch pertama mempresentasikan model bisnis
mereka di hadapan 3 stakeholder dan seluruh peserta Ignition. Kegiatan dilaksanakan secara paralel dengan breakout session tech conference setelah sesi networking lunch.
Pada sesi tech conference, ada beberapa pembicara seperti Teddy Oetomo selaku Presiden Bukalapak yang menyampaikan, di masa pandemi saat ini merupakan
peluang bagi calon startup founder untuk berinovasi dan menggerakkan ekonomi.
“Banyak perusahaan besar justru berhasil di masa krisis. Berarti kalau ada masa krisis, ada opportunity di mana banyak yang gagal. Di situlah kompetisi banyak berkurang. Jika di masa krisis
bisa berhasil, itu menunjukkan bisnis ini sustainable,” ucap Teddy.
Di sesi yang sama, Brian Marshal selaku CEO dari SIRCLO mengingatkan 3 hal bagi calon founders saat membangun startup. Pertama, mulailah dengan ekspektasi bisa terjadi kegagalan. Kedua, ketika sukses tidak boleh sombong, dan
ketika gagal harus berani menghadapi kenyataan. Ketiga, founders harus memiliki mata, masalah dan mencari solusinya.
“Mulailah memperkuat mental dan skill kalian. Jadi expect gagal dan fokus untuk pembelajarannya,” ujar Brian.
Sesi tech conference dilanjutkan dengan breakout session kelas hacker dan kelas hipster yang dilaksanakan paralel. Pada kelas hacker hadir narasumber dari Astro yaitu Sherlyn Gautama dan Evan Januli. Mereka menyampaikan terobosan yang
diambil Astro untuk membangun experience berbelanja bagi konsumen. Astro adalah startup yang bergerak di bidang quick commerce.
“Kita ingin customers punya experience belanja yang baik. Nah, Astro menyajikan itu dengan proses belanja yang butuh waktu selama 15 menit,” tutur Sherlyn.
Pada breakout session kelas hipster, John Keating sebagai Design Facilitator dan Geraldio Tosca sebagai alumni Apple Developer Academy @BINUS membagi tips dan hal penting yang perlu
diingat para desainer startup.
John menyatakan, desainer adalah seorang problem solver dengan pola pikir design thinking, yang mampu merumuskan masalah user dan membuat desain untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Design thinking itu bukan sesuatu yang linear. Ketika kita datang ke user, kita mulai dengan design, kita kulik apa yang sudah kita dapat, lalu kita buat prototipenya. Hasilnya kembali ke user kita. Ketika masalay user belum selesai, kita kembali lagi membuat
desain, sampai masalah selesai,” katanya.
Bersamaan dengan breakout kelas di sesi tech conference, juga berlangsung kegiatan demo day yang diikuti 10 startup terpilih dari program Hatch!, yaitu BTW Edutech, Mina Ceria, Kudata, Sidigs, Fisiohome, Pranala.link, Mamaguru, Tabula, Dynamic Buzz, dan Ummacademy.
Masing-masing startup secara bergantian mempresentasikan model bisnis mereka dengan antusias selama 3 menit untuk meyakinkan 3 stakeholder sebagai juri dari kegiatan demo day. (Tri Wahyuni)