Dosen Penggerak Diluncurkan, Bantu Mahasiswa Temukan Karirnya

0
Dirjen Dikti Kemdikbud, Nizam. (Suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sosialisasikan program Dosen Penggerak yang merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Lewat program dosen penggerak ini, nantinya mahasiswa akan dibantu untuk menemukan karirnya di masa depan,” kata Dirjen Dikti Nizam saat membuka kegiatan tersebut secara daring, Senin (23/11/20).

Sosialisasi Program Dosen Penggerak MBKM kali ini untuk perguruan tinggi yang berada di wilayah Indonesia Bagian Timur. Kegiatan serupa juga dilakukan untuk perguruan tinghi di wilayah Indonesia bagian Barat dan Tengah.

Nizam berpendapat, kondisi pandemi corona virus disease (covid-19) saat ini seharusnya menjadi peluang bagi Indonesia untuk lebih maju. Pasalnya, perekonomian dunia saat ini tengah didominasi oleh Asia. “Ini kesempatan bagi lulusan perguruan tinggi di Asia untuk ambil peluang,” ujarnya.

Namun diakui Nizam, lulusan pendidikan tinggi di Indonesia masih menghadapi kendala. Banyak keahlian yang dihasilkan perguruan tinggi tak sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja. Sehingga banyak pengangguran dari jenjang pendidikan tinggi.

“Kondisi ‘broken link’ ini membuat lulusan perguruan tinggi tak terserap oleh dunia kerja. Guna menghindari ‘broken link’, upaya yang dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan dunia industri agar lulusan perguruan tinggi relevansi dengan dunia kerja,” katanya.

Karena itu, lanjut Nizam, Ditjen Dikti mengembangkan kompetensi itu dengan cara self-directed dan flexible learning melalui program Kampus Merdeka. Yaitu, memberi hak kuliah satu semester untuk kuliah di program studi lain dan hak dua semester untuk belajar di luar kampus.

“Upaya itu dilakukan merujuk pada minat, cita-cita dan tujuan hidup dari mahasiswa yang berbeda-beda,” ujarnya.

Dengan belajar 3 semester diluar prodinya, lanjut Nizam, mahasiswa akan dapat pengalaman dari prodi lain yang dipilihnta. Dengan demikian, mahasiswa dapat merancang sendiri masa depannya lewat pilihan diluar prodinya tersebut.

“Mengutip pernyataan Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantoro, dimana tujuan pendidikan adalah melahirkan insan merdeka yang berbudaya. Adapun ciri insan merdeka adalah berdikari, tidak bergantung pada orang lain, dan mampu menentukan masa depannya sendiri,” ujarnya.

Lewat Program MBKM, menurut Nizam, sumber belajar mahasiswa tak lagi hanya dosen. Akses sumber belajar mahasiswa dapat diperoleh dari mana pun. “Peran dosen penggerak adalah menjadi co-pilot, yang mendampingi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya dan menemukan masa depannya,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti, Sofwan Effendi menjelaskan, konsep dosen penggerak tak bisa lepas dari aktivitas mahasiswa dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Upaya itu mendorong mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat. Bagi dosen, kegiatan itu akan meningkatkan kompetesi dan menuju karir tertinggi bagi dosen,” katanya.

Ditambahkab, aktivitas yang diberikan dalam kebijakan Kampus Merdeka memungkinkan para dosen memilih sesuai yang sesuai pilihannya. Selain melaksanakan misi diferensiasi universitas yang ujungnya pada peningkatan kapasitas dan kualitas universitas itu sendiri. (Tri Wahyuni)