JAKARTA (Suara Karya)’ Pernyataan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, yang menyebutkan kualitas garam lokal sudah terkontaminasi, sehingga tidak memenuhi persyaratan industri dalam negeri, dinilai telah tidak menunjukkan sikap negarawan. Sebaliknya, pernyataan seperti itu justru membunuh karakter petani dan industri dalam negeri.
Demikian dikemukakan anggota Komisi II DPR, Firman Subagyo kepada, Suara Karya, Senin (14/1/2019.
Politisi Partai Golkar ini juga mengecam Enggar yang mengatakan garam lokal cenderung memiliki busa sehingga dapat menimbulkan kematian.
“Saya selaku wakil rakyat dan anak petani yang daerah pemilihan sbg kota kelahiran saya yang basisnya adalah pertanian, perikanan dan garam kecewa dengan pernyataan tersebut,” ujar Firman.
Sebagaimana diberitakan belum lama ini, Mendag melontarkan pernyataan bahwa kualitas garam lokal sudah terkontaminasi sehingga tidak memenuhi persyaratan industri dalam negeri. Malah, kata Mendag, garam lokal cenderung memiliki busa. Bayangkan kalau busa itu dimasukkan ke jarum infus, mati kita, dimakan aja enggak sehat,” kata Enggar, di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019) lalu.
Belum lagi kualitas gula lokal, menurut Enggar, jika dijadikan bahan baku dodol bisa jamuran. “Ini pernyataan yang menyesatkan tanpa ada penjelasan secara lugas apa sebab-sebabnya,” ujar Firman mengkritik.
Menurut dia, sebagai pejabat pemerintah, Mendag seharusnya melindungi dan mendukung kreativitas masyarakat petani dan industri, khususnya UKM dalam negeri.
Bukan justru terbalik, malah melemahkan dan tidak memberikan dukungan dan semangat kepada masyarakat khususnya, petani tebu, garam dan industri dalam negeri serta UKM.
“Sebagai mantan pimpinan Komisi IV DPR yang membidangi pertanian saya sangat kecewa terhadap pernyataan Menteri Engartiasto tersebut. Itu seperti pernyataan pedagang yang hanya bicara untung dan rugi,” tegasnya.(Gan)