JAKARTA (Suara Karya): PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) meresmikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Pabrik Garudafood Sumedang, Jawa Barat berkapasitas 810-kilowatt peak (kWp).
Lewat upaya itu, Garudafood telah melakukan dekarbonisasi emisi hingga seribu ton karbondioksida (CO2) setiap tahunnya atau setara dengan penanaman 114.000 pohon dalam satu tahun.
“Pembangunan PLTS Atap ini merupakan salah satu bentuk dukungan kepada pemerintah
dalam mengejar target transisi dan bauran energi dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) serta mengurangi masalah perubahan iklim dan pemanasan global,” kata Presiden Direktur Garudafood, Hardianto Atmadja di Sumedang, Jawa Barat, Kamis (18/1/24).
Hadir dalam peresmian tersebut jajaran direksi Garudafood yaitu Fransiskus Johny Soegiarto dan Basuki Nur Rohman; Business Unit Head Garudafood Sumedang, Telly Steven Saidito; Direktur Utama PT Aruna Cahaya Pratama (ARUNA), Audwin Purwadi, selaku perusahaan pengembang PLTS.
Presdir Garudafood, Hardianto Atmadja menjelaskan, panel PLTS Atap di Garudafood Sumedang mampu memproduksi lebih dari 1.200 megawatt hour (MWh) yang keseluruhan dayanya digunakan untuk kegiatan utama maupun kegiatan penunjang proses produksi.
“Di tengah dinamika bisnis yang terus berkembang, kami berkomitmen untuk menerapkan praktik keberlanjutan yang terintegrasi dalam kegiatan operasional perusahaan,” kata Hardianto menegaskan.
Garudafood senantiasa berupaya mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan negatif lain, yang dihasilkan dari sumber energi konvensional dengan mengadopsi teknologi dan inovasi ramah lingkungan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, serta mengelola limbah produksi hingga menerapkan praktik sirkular ekonomi.
“Kami juga mendukung masyarakat di sekitar wilayah operasional dengan memberi kontribusi positif melalui program-program sosial dan kemitraan yang berkelanjutan,” ucap Hardianto Atmadja.
Di sepanjang 2024, Garudafood telah mencanangkan untuk pembangunan instalasi PLTS Atap di seluruh wilayah operasional Garudafood, baik di Pati Jawa Tengah, Gresik Jawa Timur dan Kantor Pusat Jakarta.
Dengan demikian, optimalisasi realisasi potensi energi surya yang dihasilkan seluruh PLTS di Garudafood diperkirakan mencapai total lebih dari 2.400 kWP. Jumlah itu berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon sebesar 3.000 ton CO2 setiap tahunnya.
Pemasangan PLTS Atap merupakan bentuk komitmen Garudafood untuk mengakselerasi transisi energi bersih dan ramah lingkungan melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang mengedepankan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.
Pembangunan instalasi PLTS Atap dilakukan oleh ARUNA, perusahaan pengembang PLTS yang juga memiliki komitmen yang sama dalam mencapai target bauran energi yang berkelanjutan.
“Kami bangga bisa bekerja sama dengan Garudafood dalam pembangunan instalasi PLTS Atap. Semoga kemitraan ini berjalan panjang, sehingga tercipta lingkungan bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” kata Dirut PT ARUNA, Audwin Purwadi.
Audwin meyakini, teknologi PLTS akan membawa manfaat signifikan dalam pengelolaan energi dan efisiensi operasional. Teknologi tersebut juga ramah lingkungan.
Peresmian PLTS dilanjutkan dengan acara talkshow bertajuk ‘Gaya Hidup Berkelanjutan’ yang dikupas soal gaya hidup dari tiga sudut pandang yang berbeda.
Dari sisi industri hadir narasumber Direktur Garudafood, Basuki Nur Rohman; kalangan akademisi yang diwakilkan Rektor Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Prof Tri Basuki Joewono; dan sudut pandang generasi muda oleh Prilly Latuconsina, seorang aktris, penggiat lingkungan dan Brand Ambassador Chocolatos, produk camilan keluaran Garudafood.
Prof Tri Basuki Joewono mengatakan, Universitas Katolik Parahyangan sebagai institusi pendidikan selalu berupaya untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam kehidupan akademiknya.
“UNPAR terus mengajak civitas akademika dan masyarakat untuk berinovasi dalam menciptakan bumi yang lebih sehat, lebih nyaman, lebih aman bagi kita dan generasi masa datang,” ujarnya.
Ia juga meminta civitas akademika dan masyarakat untuk menjadikan pola hidup berkelanjutan menjadi bagian dalam proses akademik di kampus. (Tri Wahyuni)