
JAKARTA (Suara Karya): Proses evakuasi 238 warga negara Indonesia (WNI) terkait virus novel corona dari Wuhan, China ke Indonesia berjalan lancar. Namun sayang, masih ada tiga orang yang tak bisa kembali ke Tanah Air, lantaran sedang mengalami batuk pilek dan demam.
“Jadi hanya 238 orang saja yang diizinkan pulang ke Indonesia. Mereka yang bersinggungan dengan tiga orang yang sakit itu akan dipantau terus kondisinya setiba di Natuna,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemkes), Anung Sugihantono di Jakarta, Senin (3/2/20).
Dalam kesempatan itu, Anung didamping Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat (BKPM), Kemkes, Widyawati.
Anung menjelaskan, kasus virus novel corona secara global berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO menyebutkan ada 14.557 yang sudah terjangkit virus baru tersebut. Dari jumlah itu, tercatat ada 264 kasus baru. Orang yang terinfeksi belakangan ini semakin luas. Begitupun lokasi penyebarannya, kini menjangkau 23 negara.
“Dari sekitar 14 ribu kasus, 9 ribu kasus di antaranya memang ada di Wuhan. Jumlah korban meninggal ada 304 orang. Di luar China ada 146 kasus yang sudah konfirmasi dan tersebar di 23 negara. Satu kematian dilaporkan terjadi di luar China, yaitu negara Philipina,” tuturnya.
Ditambahkan, semua regional melaporkan ada kasus terjadi di masing-masing negara, kecuali regional Afrika. Termasuk kasus baru di Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan ada 1 kasus virus novel corona.
“Meluasnya penyebaran virus corona, yang mana hampir semua negara di regional melaporkan adanya kasus, kita perlu meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah didorong untuk bertindak total dalam mengatasi masalah ini,” ujarnya.
Anung menyebut, pihaknya sejak Minggu (2/2) melakukan pendataan terhadap WNI yang baru kembali dari China untuk kepentingan survilance. Mereka yang berada di lingkungan terdalam (ring 1) dipisah-pisahkan satu sama lain. Terutama mereka yang sebelumnya kontak fisik dengan 3 WNI yang sakit di China.
“Di Natuna, mereka tinggal di area hanggar, menempati satu tenda besar yang disekat-sekat menjadi 7 kamar. Dilaporkan, kondisi kesehatan mereka hingga hari ini bagus. Mereka tak hanya diam di kamar, tetapi juga diberi agenda harian mulai dari kegiatan olahraga hingga kesenian agar terus sehat dan gembira,” ujarnya.
Ditanya apa keluarga diperbolehkan bertemu, Anung mengatakan, hal itu belum diperkenankan. Pihak penjemput pun tinggal di lokasi yang sama, meski tempatnya terpisah. “Mereka tinggal dalam ring 1 yang sama, yang aksesnya dibatasi dari orang luar,” ucap Anung.
Tentang tindakan Kemkes selanjutnya, Anung menuturkan, pihaknya menyiapkan 100 rumah sakit dan memastikan rumah sakit tersebut dalam keadaan siap. Ada 26 rumah sakit yang saat ini memiliki sumber daya manusia lengkap dan sudah simulasi penanganan flu burung di daerah. Rumah sakit itu punya 52 ruang isolasi yang mampu menahan kuman atau virus tidak keluar dari ruangan.
“Dari 100 rumah sakit, 93 rumah sakit telah mengembalikan self assessment terkait kapasitas, sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan prosedur standar operasionalnya,” kata Anung menandaskan. (Tri Wahyuni)