
JAKARTA (Suara Karya): Ketua Umum (Ketum) Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Filda Citra Yusgiantoro menyatakan transisi energi di sektor transportasi dan industri sarat tantangan, serta memiliki kompleksitas yang berbeda dibandingkan transisi energi di sektor ketenagalistrikan.
Menurut Filda, dari sisi permintaan, sektor transportasi dan industri di Indonesia telah mengonsumsi bahan bakar fosil dalam jumlah besar, dan berkontribusi masing-masing sebesar 41% dan 39% dari total konsumsi energi di Indonesia pada tahun 2019.
“Kami menyadari bahwa transisi energi di kedua sektor energi pengguna akhir, yaitu transportasi dan industri memiliki tantangan dan kompleksitas yang berbeda dibandingkan transisi energi di sektor ketenagalistrikan. Kami juga menemukan bahwa jalur dan tujuan melakukan dekarbonisasi sektor energi pengguna akhir jarang dibahas,” kata Filda pada pembukaan PYC International Energy Conference 2023 di Hotel JS Luwansa Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Diungkapkannya, menyikapi situasi memprihatinkan itu, konferensi dwitahunan itu akan membahas kesiapan transisi energi berdasarkan tiga perspektif, yaitu kebijakan, sumber daya manusia (SDM), dan pembiayaan.
“Kebijakan penting dan peraturan investasi yang mempertimbangkan transisi energi dari sisi permintaan diperlukan untuk memastikan tindakan yang jelas dari sektor pengguna akhir,” kata Filda.
Di sisi lain, lanjutnya, harus diperhatikan pula kesiapan sumber daya manusia bagi kerangka kebijakan yang inklusif karena transisi energi memerlukan sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas untuk meningkatkan nilai bisnis dan produktivitas di sektor industri.
“Demikian juga, permasalahan pendanaan sangat penting untuk dibahas guna mengoptimalkan penerapan mekanisme pendanaan kolaborasi multilateral untuk transisi energi,” ujarnya.
Pemanfaatan energi terbarukan dalam sistem transportasi Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca
Kami akan menyoroti pentingnya sisi permintaan, penggunaan akhir sektor energi dalam mempercepat transisi energi.
Dari sisi permintaan, sektor transportasi dan industri di Indonesia telah mengonsumsi bahan bakar fosil dalam jumlah besar, dan berkontribusi masing-masing sebesar 41% dan 39% dari total konsumsi energi di Indonesia pada tahun 2019.
Dia menyadari, bahwa transisi energi di kedua sektor energi pengguna akhir tersebut memiliki tantangan dan kompleksitas yang berbeda dibandingkan transisi energi di sektor ketenagalistrikan.
“Kami juga menemukan bahwa jalur dan tujuan untuk melakukan dekarbonisasi sektor energi pengguna akhir jarang dibahas, sehingga kami menantikan diskusi kami di sesi pleno yang akan dihadiri oleh para pembicara terkemuka,” ujarnya.
Menurutnya, kebijakan penting dan peraturan investasi yang mempertimbangkan transisi energi dari sisi permintaan diperlukan untuk memastikan tindakan yang jelas dari sektor pengguna akhir.
Selain itu lanjut Filda, kesiapan sumber daya manusia harus diperhatikan demi kerangka kebijakan inklusif, karena transisi energi memerlukan sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas untuk meningkatkan nilai bisnis dan produktivitas di sektor industri.
Sekadar informasi, Konferensi dwitahunan yang berlangsung pada 15-16 September 2023, dibuka secara resmi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dihadiri Pendiri PYC sekaligus mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Lis Yusgiantoro, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Mendikbudristek), Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Republik Indonesia (RI) Dato’ Syed Md Hasrin Tengku Hussin, dan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, dan para peserta konferensi baik dari dalam maupun luar negeri. (Boy)