
JAKARTA (Suara Karya): Beberapa dosen dari duo fakultas di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakultas Ekonomi dan didukung Persit Kartika Chandra menggelar pelatihan soft skills, yang materinya sangat dibutuhkan di masa pandemi. Sehingga hidup saat ini bisa dijalani lebih nyaman dan bermakna.
“Pandemi membuat orang sedikit ‘terkekang’ karena tidak bisa kemana-mana. Bekerja harus dari rumah, anak pun belajar daring. Untuk itu, perlu soft skills agar dapat menjalani hidup lebih nyaman dan bermakna,” kata Ketua Pelaksana Pelatihan, Dr Anan Sutisna dalam keterangan pers, Senin (2/8/21).
Materi yang diberikan dalam pelatihan pada Sabtu (31/7/21), antara lain, perencanaan keuangan, pengendalian emosi, pendampingan pembelajaran dan evaluasi daring. Materi tersebut sangat esensial diketahui di masa pandemi covid-19.
“Perencanaan keuangan penting diketahui karena pandemi covid-19 telah meluluhlantakkan perekonomian dalam negeri. Banyak industri dan usaha yang tutup karena pemerintah melakukan perbatasan pergerakan manusia. Kondisi ini harus dipahami bersama agar tidak menimbulkan stres berkepanjangan,” ujar Anan.
Begitupun dengan pendidikan, lanjut Anan, karena tiba-tiba anak harus belajar dari rumah. Padahal, banyak orangtua yang tidak memiliki kemampuan dalam mendampingi anak belajar. Sehingga kondisi itu menimbulkan perasaan frustasi tak saja pada anak, tetapi juga orangtua.
“Mendampingi anak dalam pembelajaran jarak jauh itu ada seninya. Lewat pelatihan itu, kami ingin berbagi pengalaman dengan para orangtua agar tak lagi stres dalam menghadapi anak saat harus belajar dari rumah,” tuturnya.
Anan menambahkan, pelatihan tersebut dibuat sebagai bagian dari program pengabdian bagi masyarakat, yang digelar bersama FIP dan FE UNJ dan didukung Persit Kartika Chandra Kirana Anak Ranting 1 Detasemen Perhubungan Kodam (Denhubdam) dan Ranting 3 Perhubungan Cabang II Persit Daerah (PD) Jaya.
“Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi yang wajib dilakukan setiap dosen sebagai bentuk implementasi keilmuan. Karena sedang pandemi, kegiatan dilakukan secara daring,” ujarnya.
Anan menegaskan, peserta juga mendapat pendampingan setelah selesai pelatihan. Komunikasi dilakukan lewat grup Whatsapp (WA). Sehingga anggota bisa bertanya jika menghadapi kendala selama implementasi.
“Ini yang membuat pelatihan kami berbeda, yaitu ada pendampingan. Sehingga ilmu yang diperoleh selama pelatihan tidak menguap begitu saja, tetapi bisa diterapkan dan didiskusikan agar hasilnya optimal,” ucap Anan menandaskan.
Sementara itu, Ketua Persit Anak Ranting 1 Denhubdam, Shinta Art Devie menyambut baik ajakan pelatihan dari UNJ. Karena kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas anggota Persit.
“Para ibu anggota Persit memiliki latar belakang yang berbeda-beda, namun di satu sisi memiliki suami yang bekerja dalam lembaga yang sama. Karena tuntutan pekerjaan suami yang sering meninggalkan keluarga dalam jangka waktu lama, membuat kami kadang menjalani peran dan tanggung jawab ganda, yaitu seorang ayah dan ibu,” tutur Shinta.
Pembicara dalam pelatihan tersebut adalah Dr Wirda Hanim, M.Psi, Sholatia Dalimunthe SE, MBA, Adi Irvansyah, MPd dan bertindak sebagai moderator Dr Henny Herawaty BrD, MPd dan Dr. Puji Hadiyanti, MSi. (Tri Wahyuni)