JAKARTA (Suara Karya): Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Tohoku University, Jepang, berkolaborasi untuk transfer teknologi pengolahan Palm Fatty Acid Distilled (PFAD). Bahkan, teknologi tersebut saat ini sedang proses pendaftaran hak paten di Indonesia dan Malaysia.
Peneliti Tohoku University Prof. Naomi Shibasaki-Kitakawa mengatakan, paten yang mereka miliki adalah terkait teknologi pengolahan kelapa sawit. Terutama terkait dengan teknik produksi biodiesel proses dingin yang menghasilkan produk samping Vitamin E dan Super Vitamin.
Naomi mengklaim, teknologi ciptaan mereka memiliki berbagai keunggulan dan inovasi ini telah diperkenalkan luas untuk mendapatkan mitra yang ingin turut serta mengembangkan paten teknologi pengolahan kelapa sawit.
Sementara itu, Dekan FTUI Prof. Heri Hermansyah mengatakan pihaknya menyambut baik tawaran kolaborasi ini. Karena FTUI saat ini kami telah memiliki Technology Management Office akan membantu proses transfer teknologi dari paten yang ditawarkan.
Selain itu kata Heri, FTUI juga membantu membuka jalan untuk bertemu dengan pemerintah, dalam hal ini Kementrian ESDM dan industri untuk kemitraan. Diharapkan kedepannya, teknologi ini akan meningkatkan hasil produk dari perkebunan kelapa sawit nusantara, yang baru memiliki 160an produk dari sawit.
“Kita masih tertinggal dari Malaysia yang sudah memiliki 200an produk turunan sawitnya,” kata Heri melalui siaran persnya, Senin (12/12/2022).
Sekadar informasi, selain berkunjung ke FTUI, Prof. Shibasaki dan tim juga mengunjungi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memperkenalkan dan meminta saran terkait paten miliknya terkait rencana penerapan teknologi tersebut di Indonesia.
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, dalam pertemuan yang dilaksanakan pada Jumat (2/12/2022) lalu mengungkapkan, pihaknya sangat menyambut baik tawaran kerja sama ini. Kolaborasi yang baik antara tiga pihak, pemerintah, universitas dan industri akan sangat bermanfaat kedepannya bagi industri kelapa sawit Indonesia. Implementasi teknologi ini, masih perlu melakukan kajian keekonomian yang mendalam untuk dapat meyakinkan para investor kedepannya.