
JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, dan komunitas seni dan budaya Tidore menggelar Festival Musik Tradisional Indonesia (FMTI) 2022 yang bertajuk ‘Marasante’ pada 14-15 Juni 2022.
FMTI Tidore 2022 akan dibuka Wali Kota Tidore, Ali Ibrahim. Sedangkan acara puncak dibuka Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek Hilmar Farid. Perhelatan tersebut digelar bertepatan dengan tibanya peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 dari Buton, Sulawesi Tenggara.
Hilmar Farid mengatakan, FMTI Tidore 2022 digelar, karena khazanah musik tradisi yang beragam di Indonesia merupakan salah satu unsur utama obyek pemajuan kebudayaan (OPK).
“Melalui musik tradisi, kita berharap terbentuknya karakter bangsa, ketahanan dan diplomasi budaya, serta identitas masyarakat asal. Untuk itu, diperlukan kepedulian sesuai amanat undang-undang pemajuan kebudayaan,” kata Hilmar Farid, Selasa (14/6/22).
Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbudristek, Ahmad Mahendra mengungkapkan, pemajuan kebudayaan memiliki empat upaya strategis yakni perlindungan, pemanfaatan, pengembangan, serta pembinaan.
“FMTI Tidore 2022 merupakan program strategis untuk mendorong pelestarian musik tradisi, karena melibatkan sasaran utama generasi muda,” ucap Mahendra.
FMTI Tidore 2022 merupakan penguatan ekosistem musik tradisi lokal yang menjadi dukungan pelaksanaan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022. Laskar rempah dapat belajar dan saling memahami budaya, musik dan tari khas Tidore.
Mahendra berharap, FMTI Tidore 2022 dapat menjadi salah satu pilar aksi pemajuan kebudayaan lokal, yang tercipta sebab hubungan harmonis dan terukur antara pemerintah pusat dan daerah.
Sementara itu, musisi tradisi Tidore sekaligus pencipta lagu dalam ajang FMTI Tidore 2022, Ais Faisal menyebut, Tidore memiliki keragaman sumber daya musik tradisi yang selama ini terus dijaga masyarakat adat rumah Soa. Sumber tersebut kini diwariskan sebagai pengetahuan.
Menyoal tema Marasante dalam FMTI Tidore 2022, Ais menjelaskan konsep filosofis yang terangkum dalam visi dan cita-cita bersama guna melestarikan musik tradisi di Tidore.
“Marasante juga dinyanyikan dalam syair kesenian lokal untuk menggambarkan peradaban Tidore dari dulu hingga kini,” kata Ais.
Disebutkan, ada sekitar 20 musisi dan seniman komunitas tradisi akan berkontribusi dalam panggung FMTI Tidore 2022. Selain 21 pelaku UMKM komunitas yang bakal berpartisipasi lewat pameran di perhelatan tersebut. (Tri Wahyuni)