BANDA ACEH (Suara Karya): Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, lahan gambut yang terbakar kini meluas mencapai 50 hektare dari sebelumnya cuma 21 hektare di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh.
“Api terus merambat, dan membakar baik hutan maupun lahan gambut di Aceh Selatan mencapai sekitar 50 hektare,” kata Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Sabtu.
Ia mengatakan, tim gabungan kesulitan dalam memadamkan titik api, akibat angin bertiup kencang. Api yang sedang membara dengan menyambar karena tertiup angin, dan merambat ke berbagai hutan dan lahan terutama gambut kering.
Di samping itu, lanjutnya, kondisi hutan dan lahan yang terbakar, tim pemadam masih kesulitan dalam menyemprotkan air akibat medan yang sulit, dan untuk menemukan sumber air untuk disemprotkan seperti di Kecamatan Bakongan.
Pada awalnya diduga akibat masyarakat setempat melakukan aktifitas membakar sampah di kebun pekan ini. Lalu api dalam kondisi terbakar dengan cepat merambat di lokasi sekitar, dan cuaca panas akibat musim kemarau di Aceh Selatan.
Hingga kini terdapat tiga kecamatan di Aceh Selatan terbakar, yakni Bakongan, Kota Bahagia, dan Tapaktuan. “Untuk di Kota Bahagia dan Tapaktuan, api sudah padam secara total malam tadi sekitar pukul 23.10 WIB,” jelas dia.
Sedangkan di Bakongan, merupakan kecamatan terparah akibat api terus membara karena kebakaran tersebar di beberapa titik, dan medan yang cukup sulit.
“Kebutuhan yang sangat mendesak, yakni peralatan kebakaran hutan dan lahan, dan ‘portable pump’. Jarak pandang saat ini di Bakongan cuma 16 kilometer,” tegas Dadek.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan, sensor modis yang terpasang di kedua satelit belum bisa mendeteksi adanya lahan gambut terbakar di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh.
“Satelit sensor modis baik Terra dan Aqua, belum bisa mendeteksinya (titik panas),” ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Aceh, Zakaria Ahmad.(Singgih)