Suara Karya

Gandeng Huawei, Ditjen Vokasi Gelar Pelatihan bagi Guru SMK

JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi), Kemdikbudristek menggandeng Huawei menggelar pelatihan instalasi perangkat nirkabel (wireless) dan gelombang mikro (microwave) bagi guru kejuruan SMK.

“Paradigma pendidikan vokasi dengan industri harus diubah. SMK sejak awal pembelajaran harus sudah bersinergi dengan industri, tak boleh jalan sendirian. Dengan demikian, lulusan akan mudah terserap dunia industri dan dunia kerja,” kata Dirjen Vokasi, Wikan Sakarinto di depan ratusan guru SMK peserta pelatihan, di Jakarta, Selasa (21/9/21).

Hadir dalam kesempatan itu CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko.

Guru peserta pelatihan tersebut berasal dari provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Wikan, keterlibatan industri dalam pembelajaran di SMK menjadi penting, karena lulusan vokasi berbeda dengan sekolah umum. Mereka harus memiliki kompetensi keterampilan teknis (hard skills) maupun keterampilan non teknis (soft skills) serta karakter sesuai kebutuhan dunia kerja.

“Keterlibatan dunia usaha dan dunia industri dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi merupakan kunci terwujudnya ketautsuaian (link and match),” ucap Wikan menegaskan.

Pelatihan diberikan kepada guru sebagai
garda terdepan dalam pemajuan pendidikan vokasi. Kompetensi keahlian guru harus lebih tinggi dari siswanya. Apalagi perkembangan teknologi yang pesat, menuntut guru untuk adaptif terhadap perubahan.

“Guru juga harus memiliki kreativitas dalam pengajaran. Pelatihan ini merupakan bentuk ‘upskilling’ dan ‘reskilling’ guru SMK. Diharapkan, pengetahuan yang diperoleh guru bisa ditransfer ke siswa,” katanya.

Melalui pelatihan, lanjut Wikan, guru akan mendapat beragam pengetahuan tentang teknologi terbaru dan beragam studi kasus dari Huawei. Hal itu akan membantu dunia pendidikan memahami kebutuhan nyata industri beserta kualifikasi atas SDM yang dibutuhkan.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Saryadi mengatakan, pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru kejuruan SMK di bidang komputer dan jaringan, khususnya perangkat nirkabel dan gelombang mikro.

“Pelatihan diselenggarakan di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta selama 6 hari. Ini adalah tindak lanjut dari kerja sama yang dibangun Kemdikbudristek dengan Huawei sejak 2019,” ujar Saryadi.

Sebelumnya, pelatihan yang sama juga diberikan kepada 502 peserta didik SMK. Pada 2021, total peserta pelatihan sebanyak 140 guru kejuruan dari SMK yang ditetapkan sebagai pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan. Mereka dibagi 7 angkatan.

Setiap angkatan diikuti 20 guru. Peserta pelatihan diminta melakukan alih pengetahuan baik teori maupun praktik kepada peserta didik di sekolahnya masing-masing, minimal 60 oranh. Peserta pelatihan adalah guru SMK yang mengajar sistem komputer jaringan, sistem informasi dan aplikasi dan kompetensi keahlian teknik elektronika industri.

“Harapannya, hasil dari pelatihan akan meningkatkan keterampilan peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan industri,” katanya.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko dalam sambutannua mengatakan, program sinergis pelatihan untuk para pengajar (Training for Trainers) ini sangat strategis dalam mendukung kebutuhan industri akan lulusan SMK yang siap kerja secara berkelanjutan dan akseleratif.

“Para guru SMK dapat pelatihan langsung dari Huawei, yang telah diakui sebagai pemimpin industri TIK global. Diharapkan, pelatihan tersebut mempermudah proses alih pengetahuan dan teknologi menjadi lebih efektif,” ucapnya.

Ditambahkan, pemerintah menargetkan sedikitnya ada 9 juta SDM digital di Indonesia pada 2030. Upaya itu guna mendukung terwujudnya visi Indonesia Emas pada 2045.

Sementara itu, CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen mengatakan, program pelatihan untuk para pengajar di bawah payung kegiatan Huawei ICT Training ini merupakan bagian dari program berkelanjutan Huawei yang fokus pada pengembangan kompetensi SDM Digital Indonesia.

“Pelatihan instalasi perangkat nirkabel dan gelombang mikro untuk guru kejuruan SMK di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta memiliki fasilitas terlengkap di Asia Pasifik,” kata Chen.

Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta memiliki lebih dari 100 pelatih, lebih dari 3 ribu kursus pelatihan, dan lebih dari 100 ‘mirroring environment’ yang dilengkapi dengan laboratorium, ruangan kelas, tempat pelatihan, serta fasilitas-fasilitas lain seperti tempat untuk belajar instalasi perangkat dan pekerjaan lapangan.

“Kami membuka pintu selebar-lebarnya kepada penyelenggara pendidikan vokasi untuk belajar tentang perkembangan teknologi termutakhir di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta,” kata Chen. (Tri Wahyuni)

Related posts