
JAKARTA (Suara Karya): Perusahaan retail dalam bidang fashion, Manzone menggandeng organisasi non-profit, Setali Indonesia mengajak masyarakat mendonasikan pakaian bekas yang masih layak pakai. Upaya itu, diharapkan memberi makna positif bagi semua orang di bulan Ramadhan tahun ini.
“Lewat gerakan #BaikUntukKita, mari kita melakukan kebaikan dan memberi manfaat kepada sesama di bulan Ramadhan,” kata General Manager Manzone, Laura Kristina di Jakarta, Kamis (7/4/22).
Untuk itu, lanjut Laura, Manzone telah menempatkan ‘recycle box’ untuk masyarakat yang ingin mendonasikan pakaian bekas yang layak pakai untuk didaur ulang oleh Setali Indonesia.
Recycle box itu didistribusikan di 5 titik showroom Manzone yang ada di Jakarta, yaitu Pondok Indah Mall 2, Gandaria City, FX Sudirman, Mall Kelapa Gading 3 dan Kota Kasablanka.
Gerakan donasi pakaian bekas layak pakai itu, menurut Laura, perlu digalakkan untuk mengurangi limbah tekstil. Karena pakaian bekas layak pakai itu bisa diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, atau bisa didaur ulang menjadi produk yang berbeda.
Pakaian bekas yang terkumpul dalam recycle box, nantinya akan disortir dan didaur ulang Setali Indonesia.
“Gerakan ini, tak saja mengatasi limbah tekstil di masyarakat, tetapi juga ikut memberdayakan komunitas pengrajin serta penjahit lokal untuk meningkatkan mata pencaharian mereka,” ujar Laura.
Brand Marketing Manzone, Eduardus Rayendra menambahkan, Manzone juga memberi reward sebagai bentuk terima kasih kepada customer yang sudah ikut berdonasi berupa diskon sebesar 30 persen untuk produk regular.
“Kami harap kegiatan positif ini akan membuka banyak hati masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Sehingga dampak baiknya akan menyentuh banyak orang,” ucapnya.
Co-Founder Setali Indonesia, Intan Anggita menjelaskan, pihaknya akan mengolah limbah fesyen yang disalurkan masyarakat maupun organisasi atau usaha lain, untuk kemudian dijadikan karya fesyen unik menggunakan teknik daur ulang.
“Limbah sisa dari produksi daur ulang pun akan Setali olah kembali bersama para mitra,” kata Intan seraya menambahkan jika komunitas Setali berdiri sejak 2018 tersebut.
Ditambahkan, Setali juga bekerja sama dengan brand lokal dalam pelaksanaan proses produksi yang lebih ramah lingkungan. Selain juga mengolah limbah fesyen dan memproduksi koleksi daur ulang.
“Kami harap lebih banyak masyarakat menyadari betapa mudahnya mengatasi masalah limbah fesyen. Kemudian menjadi lebih aktif dengan ikut dalam inisiatif yang positif lainnya,” ucap Intan Anggita menandaskan. (Tri Wahyuni)