Suara Karya

GarudaFood Gelar Trauma Healing bagi Anak Korban Gempa Lombok

JAKARTA (Suara Karya): GarudaFood Sehati membuat sejumlah kegiatan untuk mengatasi rasa trauma (trauma healing) bagi anak korban gempa Lombok. Acara digelar di Vihara Jayawihaya, Dusun Tebango, Lombok Utara.

“Kami pilih kegiatan mendongeng untuk mengatasi trauma pada anak. Setiap hari ada sekitar seratus anak hadir untuk mendengarkan dongeng sambil bermain dengan teman sebaya,” kata Head of Corporate Communication GarudaFood, Dian Astriana dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (10/8).

Dijelaskan, kegiatan trauma healing dipilih karena kemungkinan peristiwa gempa yang terjadi dapat menimbulkan dampak bagi pertumbuhan pada anak. Terutama hal yang terkait psikologis dan sosio-emosionalnya.

“Lewat dongeng kami ingin anak bisa kembali ceria. Anak juga bisa memahami terjadinya bencana secara ilmiah. Belajar menyelamatkan diri saat gempa. Sehingga tak takut lagi jika terjadi gempa susulan,” tuturnya.

Dian menambahkan, kegiatan melibatkan komunitas Kampung Dongeng Indonesia. Selama 4 hari (8-11 Agustus), setiap pagi dan petang anak mendapat berbagai informasi dan pesan yang disampaikan lewat dongeng. Anak juga diajarkan bernyanyi sejumlah lagu.

“Kami melihat anak-anak sangat menikmati kegiatan dongeng yang kami berikan. Wajah mereka terlihat ceria usai mendengar dongeng,” kata Dian menandaskan.

Pada kesempatan yang sama, GarudaFood juga memberi donasi produk berupa snack biskuit dan minuman jelly untuk ribuan warga korban di wilayah Lombok Utara. Ia berharap makanan ringan tersebut dapat menjadi “pelipur lara” bagi korban, baik yang masih tinggal di rumahnya maupun di pengungsian.

Dian menjelaskan, GarudaFood Sehati adalah komunitas yang didirikan karyawan PT GarudaFood. Secara rutin, GarudaFood Sehati melakukan kegiatan sosial, yang dananya dikumpulkan dari sumbangan para karyawan.

“Para karyawan tak hanya memberi sumbangan dana, tapi juga ikut terlibat dalam acara. Termasuk kalangan top manajemen. Kegiatan GarudaFood Sehati selain membantu sesama, juga berhasil menumbuhkan keakraban di kalangan karyawan,” kata Dian menandaskan.

Untuk informasi, pekan lalu terjadi gempa yang cukup banyak menelan korban jiwa. Mengutip data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 10 Agustus 2018, korban jiwa mencapai 259 orang.

Selain menyebabkan korban tewas, gempa Lombok juga mengakibatkan 1.033 orang luka berat dan 270.168 orang mengungsi. Lokasi paling parah terimbas gempa adalah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram. (Tri Wahyuni)

Related posts